PAMEKASAN, MaduraPost – Keluarga Penerima Manfaat (KPM) berupa Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan, mengungkap fenomena janggal dalam penyaluran sembako melalui agen Elektronik Warung Gotong Royong (e-Warong).
Masalahnya, pihak penerima mencurigai ada sisa uang yang sengaja diambil atau masuk ke kantong agen e-Warong. Dari Rp 200 ribu, KPM menduga tidak terbelanjakan semua. Agen hanya membelanjakan Rp 170 ribu. Sementara sisanya Rp 30 ribu, beres masuk kantong baju.
Demikian diungkapkan oleh KPM BPNT berinisial S. Menurutnya, sembako yang diberikan sudah berbentuk paketan. Di dalamnya berupa, beras 15 kilogram, 7 butir telur dan seperempat kacang tanah.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Jika ditotal harga keseluruhan dipasaran paling cuma Rp 170. Jadi secara otomatis ini bantuan ada sisa uang Rp 30 ribu,” kata S dalam keterangannya.
Sembako tunai senilai Rp 170 tersebut di antaranya hanya meliputi beras, telur dan kacang. Dari itu, S ingat terhadap aksi demo Bank BNI yang dimotori aktivis menyoal penyaluran program. Di sana ada berapa keuntungan agen dari setiap penyaluran BPNT. Sebab program ini melalui kepanjangan tangan, Tikor, Dinsos atau pihak Bank BNI.
Dikonfirmasi terpisah, pejabat di Dinas Sosial Pamekasan yang mengurus soal BPNT Suyitno mengatakan, di Kecamatan Pasean, ada 20 agen e-Warong dengan jumlah KPM BPNT kurang lebih 7.000.
“Ada 20 agen e-Warong, kalau KPM kurang lebih ada 7000,” kata dia kepada Madurapost.
Dari total 7.000 KPM jika setiap KPM tersisa nominal Rp 30 Ribu dari setiap ATM KPM BPNT, maka ada sekitar Rp 200 juta lebih setiap bulannya ditilap agen.
(mp/fat/rus)