PAMEKASAN, MaduraPost – Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, yang terletak di Pulau Madura, Indonesia, sekali lagi akan menyaksikan kontestasi politik dalam Pilkada 2024 mendatang.
Salah satu tokoh yang diperkirakan akan kembali meramaikan arena adalah Kholilurrahman, atau yang lebih dikenal dengan Kiai Kholil, mantan Bupati Pamekasan periode 2008-2013.
Dikenal luas di kalangan masyarakat setempat, Kiai Kholil telah menjadi nama yang sering terlibat dalam kontestasi politik lima tahunan di daerah ini.
Pada Pilkada 2018, Kiai Kholil, yang mendapat dukungan dari empat partai besar, PPP, Nasdem, Demokrat, dan Golkar, harus mengakui keunggulan pasangan Baddrut Tamam dan Raja’e.
Kegagalan tersebut menyisakan sejumlah pelajaran penting yang perlu dia perhatikan jika ingin kembali bertarung pada Pilkada 2024.
Berikut adalah beberapa koreksi strategis yang bisa dilakukan Kiai Kholil untuk meningkatkan peluangnya:
1. Persiapan Logistik Politik
Meskipun memiliki dukungan kuat dari beberapa partai besar dan populer di kalangan masyarakat, politik membutuhkan lebih dari sekadar popularitas.
Logistik politik, termasuk dana kampanye dan sumber daya lainnya, menjadi vital. Dalam politik modern, amunisi finansial dan logistik memainkan peranan penting dalam menyelenggarakan kampanye yang efektif.
Kiai Kholil perlu memastikan bahwa persiapan logistiknya tidak hanya bergantung pada dukungan partai, tetapi juga sumber daya pribadi dan tim suksesnya.
2. Pemilihan Wakil yang Strategis
Pengalaman bersama Fathor Rohman di Pilkada 2018 memberikan pelajaran berharga mengenai pentingnya memilih wakil yang tidak hanya populer tetapi juga memiliki komitmen finansial dan keberanian politik.
Wakil yang ideal harus bisa membantu dalam logistik kampanye dan memiliki pengaruh yang luas, serta mampu menarik lebih banyak dukungan dari berbagai segmen masyarakat.
3. Mengoptimalkan Dukungan Partai
Mendapatkan rekomendasi dari partai politik adalah langkah awal yang baik, tetapi Kiai Kholil harus memastikan bahwa hubungan dengan partai-partai tersebut tidak hanya sekadar formalitas.
Kerja sama yang erat dan sinergi dengan partai pendukung harus terjalin sejak awal dan terus menerus hingga hari pemilihan, bahkan setelahnya.
Hal ini penting untuk memastikan bahwa seluruh potensi partai dapat dimobilisasi untuk mendukung kemenangan.
Mempersiapkan kembali diri untuk Pilkada Pamekasan 2024, Kiai Kholil dihadapkan pada tantangan untuk tidak hanya mengulang kesuksesan masa lalu tetapi juga mengatasi kekurangan-kekurangan yang mungkin telah menghambat kemenangannya sebelumnya.
Dengan fokus pada perbaikan logistik, pemilihan wakil yang tepat, dan penguatan hubungan dengan partai-partai politik, Kiai Kholil berpeluang untuk kembali memimpin Pamekasan di masa yang akan datang.***






