Scroll untuk baca artikel
Daerah

Kerapan Sapi Sumenep 2025: Tradisi, Prestasi, dan Magnet Ekonomi Warga

Avatar
25
×

Kerapan Sapi Sumenep 2025: Tradisi, Prestasi, dan Magnet Ekonomi Warga

Sebarkan artikel ini
LAGA. Kepala Disbudporapar Sumenep, Moh. Iksan (tengah), membuka resmi Kerapan Sapi Tingkat Kabupaten Sumenep 2025 di Lapangan Giling. (Istimewa for MaduraPost)
LAGA. Kepala Disbudporapar Sumenep, Moh. Iksan (tengah), membuka resmi Kerapan Sapi Tingkat Kabupaten Sumenep 2025 di Lapangan Giling. (Istimewa for MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Suasana Lapangan Giling Kota Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada Minggu (14/9/2025) pagi berubah menjadi lautan antusiasme.

Ribuan pasang mata terpaku pada lintasan, sementara tabuhan musik saronen berpadu dengan sorak-sorai penonton yang menyambut kehadiran 48 pasang sapi terbaik dari berbagai penjuru kecamatan.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Semua bersiap menampilkan yang terbaik dalam ajang Kerapan Sapi Tingkat Kabupaten Sumenep 2025, salah satu agenda unggulan dalam Calendar of Event Sumenep tahun ini.

Setiap kali dua ekor sapi melesat, tanah lapangan bergetar, debu mengepul, dan bunyi cambuk menembus udara. Atmosfer panas itu bukan sekadar tontonan, tetapi juga simbol persaingan penuh gengsi.

Baca Juga :  Soroti Pemilihan BPD, DPC Projo Sampang Gelar Rapat Konsolidasi

Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep, Moh. Iksan, yang hadir mewakili Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo, menegaskan pentingnya makna dari tradisi turun-temurun ini.

“Kerapan sapi adalah identitas dan kebanggaan masyarakat Madura, khususnya Sumenep. Ini bukan sekadar hiburan, tetapi warisan budaya yang wajib kita jaga bersama,” ujar Iksan dalam sambutannya.

Lebih jauh, Iksan menjelaskan bahwa kompetisi kali ini juga berfungsi sebagai ajang penyisihan resmi menuju Piala Presiden 2025 di Bangkalan.

“Kami optimistis, sapi-sapi terbaik dari Sumenep akan mampu membawa nama harum daerah di tingkat nasional, sekaligus memperkuat daya tarik wisata lokal,” jelasnya.

Baca Juga :  Pemuda Sumenep Ditangkap Saat Pesta Arak Di Bulan Puasa

Tradisi ini tak hanya menjadi simbol kebudayaan, tetapi juga terbukti menggerakkan denyut ekonomi rakyat. Deretan pedagang kaki lima, penjual makanan tradisional, hingga jasa parkir ikut kecipratan rezeki dari ramainya penonton.

“Kerapan sapi bukan hanya mempererat silaturahmi warga dari berbagai kecamatan, tetapi juga mendukung roda ekonomi lokal. Harapannya, tradisi ini akan terus hidup dan berkembang di masa mendatang,” pungkas Iksan.

Hasil Perlombaan

Pada Golongan Menang, pasangan Bola Api Neraka dari Kecamatan Nonggunong keluar sebagai jawara pertama. Disusul oleh Kembang Api Jektor asal Manding di posisi kedua, dan Berekay Griduh dari Guluk-guluk yang harus puas di peringkat ketiga.

Baca Juga :  Pemdes Bulmatet Gelar Musdes Penetapan APBDesa Perubahan Tahun 2024

Sementara itu, di Golongan Kalah, gelar juara diraih oleh Kereta Malam dari Kecamatan Batuputih. Posisi kedua ditempati DRT Malindos asal Nonggunong, sedangkan Bar-bar Oke Gas dari Kecamatan Gayam berhasil menempati posisi ketiga.

Ajang Kerapan Sapi Sumenep 2025 pun menegaskan bahwa tradisi bukan hanya diwariskan, melainkan terus tumbuh sebagai kebanggaan budaya, pemacu prestasi, dan penggerak ekonomi masyarakat.***