PAMEKASAN, MaduraPost – Puskesmas Larangan Badung Gelar Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) di Desa Panaan Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan Provinsi Jawa Timur. Jum’at (13/11/2020). Sekira pukul 09.00 WIB.
MMD merupakan program tahunan Puskesmas Larangan Badung yang mempertemukan perwakilan warga dan para kader untuk membahas hasil Survei Mawas Diri (SMD) masyarakat.
Survei Mawas Diri adalah kegiatan untuk mengenali keadaan dan masalah yang dihadapi masyarakat, serta potensi yang dimiliki masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal tersebut digelar untuk menggali potensi yang ada dalam mencari solusi masalah kesehatan. Dimana dengan cara seperti ini merujuk pada keinginan agar persoalan tentang kesehatan yang terjadi di masyarakat dapat diatasi dengan cepat dan tepat.
Acara MMD kali ini dihadiri oleh, Sekdes Panaan Faisol, S.Pd., Kepala UPT Puskesmas Larangan Badung, dr. Siti Mudrichatun, M.Si., Maizah, S.ST.,
Yanuarti Wahyuningtyas, S. KM., Bidan Ponkesdes Panaan, Nurus Syamsiyah, S.ST., Dewi Puspitasari, Amd.Kep., Perangkat Desa Panaan dan seluruh Kader Posyandu.
Kepala UPT Puskesmas Larangan Badung, dr. Siti Mudrichatun, menyebutkan di Desa Panaan masih ada yang melahirkan di dukun. Karena masyarakat banyak tidak memiliki kartu BPJS.
“Dalam hal ini, masyarakat belum faham tentang pentingnya melahirkan ke tenaga kesehatan. Perlu bersama-sama memberikan edukasi kepada masyarakat,” kata Kepala UPT Puskesmas Larangan Badung.
Imunisasi mulai menurun, lanjut dr. Richa, disebabkan kepercayaan masyarakat mulai menurun karena pengaruh informasi di media sosial yang belum tentu kebenarannya.
“Yang diharapkan setelah adanya pertemuan ini ada peran dari tokoh masyarakat dan tokoh agama yang bisa kembali meyakinkan masyarakat tentang manfaat dari program-program kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah,” sambungnya.
Menurut dia, semua program kesehatan tersebut untuk meningkatkan derajat kesehatan, membentuk generasi sehat, generasi cerdas, sesuai dengan harapan.
“Dalam perangkingan program persalinan dan imunisasi di Desa Panaan termasuk rangking ke 2 terendah,” tandasnya.
Sementara itu, Bidan Desa Panaan Nurus Syamsiyah, S.ST mengatakan, program kelas ibu hamil bertujuan untuk membina dan memberikan pengetahuan kepada para ibu hamil agar tetap sehat, dan waktu persalinan bisa direncanakan agar bayi dan ibunya bisa aman, bersih dan selamat.
“Saat ini, di Desa Panaan Bumil mencapai 30 orang. Dan diperkirakan 5 sampai 6 bumil akan lahir di bulan Nopember 2020,” ucapnya.
(mp/rai/rus)