DaerahHeadlineHukum & Kriminal

Kades Se-Madura Ditekan, Rakyat Melawan Tetap Pilih Prabowo-Sandi

×

Kades Se-Madura Ditekan, Rakyat Melawan Tetap Pilih Prabowo-Sandi

Sebarkan artikel ini
Madura akan tetap Prabowo, apalagi ada La Nyala Mattaliti yang sesumbar menantang akan potong leher apabila Prabowo menang di Madura. 


BELUM lama ini beredar rekaman suara “laporan” kepada Pak Umar tentang dikumpulkannya Kepala Desa (Klebun) se-Madura yang konon (katanya lho!) dari Badan Intelijen Negara (BIN).

Isi laporan adalah, bahwa Klebun wajib memenangkan Capres 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin, apapun caranya agar rakyatnya memilih petahana. Intinya para Klebun se-Madura ditekan untuk memenangkan pasangan Jokowi–Ma’ruf, bahkan disebutkan adanya iming-iming biaya operasional sebesar Rp 60 milyar per desa. Wuiiihhh! Dana desa saja, belum Rp 1 milyar setahun selama pemerintahan rejim ini.

Penasaran dengan adanya pertemuan itu, penulis mencoba mencari ke google dan menemui adanya pertemuan “Sebanyak 961 kepala desa se-Madura dan 72 Camat mengikuti kegiatan peningkatan kapasitas aparatur desa yang diadakan oleh Kementerian Dalam Negari Direktorat Jendral Bina Pemerintahan Desa, di Bangkalan, Jawa Timur, Kamis (7/2/2019).

Hadir pada acara tersebut, Sekjen Kementerian Dalam Negeri, Hadi Prabowo, Ketua Komisi II DPR RI Zainuddin Amali dan Anggota V BPK RI Isma Yatun dan Bupati Bangkalan, R. Abdul Latif Amin Imron.

Baca Juga :  Rumdis Wabup Sumenep Kumuh, Bendera Kusut dan Robek Hingga Tanaman Liar Menjalar

Sekjen Kementerian Dalam Negeri, Hadi Prabowo dalam arahannya menyampaikan, para kepala desa sengaja dikumpulkan di Bangkalan sebagai upaya menyamakan persepsi antara pemerintahan desa dan pemerintah kabupaten demi pembangunan Madura yang lebih maju.

Sejak tahun 2014, pemerintahan desa menjadi skala prioritas program dan dana desa terus meningkat setiap tahunnya. “Melalui dana desa itu, pemerintahan desa hendaknya menjadi ujung tombak untuk mensejehterakan masyarakat desa,” katanya.

Ia juga mengingatkan pengelolaan dana desa, ada empat komponen yang harus dipahami oleh aparat desa, yaitu untuk penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pembinaan, dan pemberdayaan masyarakat. “Namun, seiring perkembangan hanya diperuntukkan untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat,” katanya.

Berita pertemuan tersebut penulis dapatkan dari PortalMadura.Com. Namun, dari waktu berita tersebut diturunkan ternyata berbeda dengan waktu pertemuan Klebun Se-Madura yang menekan mereka untuk memenangkan Capres 01.

Soal waktu ini memang dibenarkan oleh para Klebun Madura yang berbincang dengan saya. Kejadiannya belum lama berselang, sekira Maret ini (karena menyebut kurang sebulan coblosan), jadi ada pertemuan lagi setelah pertemuan resmi di Bangkalan tersebut.

Beberapa Klebun di Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep yang coba saya hubungi membenarkan adanya pertemuan lanjutan tersebut. Klebun itu memastikan adanya pertemuan lanjutan di masing-masing kecamatan.

Baca Juga :  Polres Pamekasan Geledah Rumah Warga saat Produksi Rokok Ilegal

Mereka menyebut pertemuan itu difasilitasi Pimpinan Kecamatan, yang hadir di depan diakuinya ada unsur BIN, dari Polres setempat (Polisi), tidak menyebut unsur TNI Ramil tapi diyakini Babinsa tahu.

Para Klebun ini juga membenarkan, bahwa mereka ditekan oleh pihak-pihak tersebut untuk memenangkan Capres 01. Tekanan diakuinya dengan mengaitkan soal penggunaan dana desa yang akan dicari-cari sangat mungkin ada kesalahan yang bisa memenjarakan para Klebun itu.

Memang, awalnya sangat sulit para Klebun ini mengakui adanya pertemuan itu kepada saya. “Kok tahu ada pertemuan itu,” begitu nada mereka hampir sama.

Lebih lanjut, Klebun itu bercerita, suasana pertemuan hanya terjadi informasi searah dari narasumber para aparat itu, sedangkan Klebun lebih banyak diam, hanya mendengarkan. “Pasang pandangan kosong, telinga pura-pura budeg,” ujarnya.

Lantas, bagaimana sikap Klebun atas tekanan yang dilakukan oleh rejim demi kelanggengan petahana. Mereka senada menyatakan, “Saya tidak takut dipenjara karena saya tidak salah, Saya lebih takut dikeroyok rakyat Saya, Saya lebih takut dicarok rakyat sendiri,” ujar mereka dalam Bahasa Madura yang coba saya Indonesia-kan, kira-kira begitu artinya.

Baca Juga :  Disdukcapil Pamekasan Terbitkan Maklumat Pelayanan

Dan, para Klebun itu pun menyayangkan bocornya pertemuan itu tidak hanya terjadi pada lingkungan terbatas, tetapi juga sudah diketahui rakyat di tiap desa. Akibat bocornya, pertemuan kepada rakyat itu. Menurut cerita mereka, ada Klebun yang ditantang carok oleh rakyatnya sendiri.

Menirukan ucapan Klebun yang mengulang tantangan rakyatnya itu, “Siapa yang berani terang-terangan mendukung Jokowi, Klebun mendukung Jokowi akan Saya lawan.” Karena itu, secara jelas Para Klebun tersebut memastikan, bahwa tekanan kepada Klebun Se-Madura tidak akan berpengaruh terhadap pilihan mereka. Apalagi Klebun tidak dapat mempengaruhi apalagi memerintah rakyat untuk memilih petahana.

“Jangankan Klebun Kak, Presiden datang saja tidak dianggap sama rakyat. Maunya Prabowo Sandi sudah, tidak bisa diutak-atik,” katanya sembari menambahkan. Orang Madura semakin ditekan semakin melawan, apalagi Jokowi bukan siapa-siapa bagi orang Madura (tidak cukup punya arti).

Madura akan tetap Prabowo, apalagi ada La Nyala Mattaliti yang sumbar potong leher bila Prabowo menang di Madura. Madura sudah milik Prabowo Subianto.

* Tulisan ini diambil dari unggahan grup WhatsApp, yang ditulis oleh Kacong Madjuhri. 

>> Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita madurapost.net Goggle News : Klik Disini . Pastikan kamu sudah install aplikasi Google News ya.