SUMENEP, MaduraPost – Reaktivasi Rel Kereta Api Madura yang santer dibicarakan oleh Bupati Sumenep Achmad Fauzi kini sudah tidak terdengar lagi. Justru yang muncul ke publik adalah nama Achmad Fauzi yang masuk dalam bursa calon Gubernur Jatim 2024.
Spekulasi masyarakat sejak awal munculnya ide reaktivasi Kereta Api Madura yang bersamaan dengan banyaknya Baleho Bupati Fauzi di seluruh pelosok di Madura dianggap hanya sebagai alat untuk menjual elektabilitas sang Bupati.
Apa yang dilakukan Bupati Sumenep nampaknya berhasil, Jualan gagasan Reaktivasi Rel Kereta Api Madura telah membuat nama Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo atau biasa disapa Cak Fauzi masuk bursa Pilgub Jatim 2024.
Bahkan dari survei yang dilakukan Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI), 5-15 September 2023, elektabilita Bupati Fauzi menancap di tiga besar dalam kontestasi calon gubernur, termasuk membayangi Emil Elestianto Dardak di bursa calon wakil gubernur.
Dipertarungan calon gubernur, Cak Fauzi berada di peringkat tiga dengan keterpilihan 15,2 persen, di bawah duo petahana Khofifah Indar Parawansa 37,5 persen dan Emil 18,45 persen. Kendati demikian, Cak Fauzi telah melewati Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang hanya mengantongi 5,7 persen.
Menurut Ach Jauhari, elektabilitas Bupati Fauzi tidak lepas dari jualan Reaktivasi Kereta Api Madura yang ditopang dari banyaknya baleho dan Poster Sang Bupati yang dipasang disetiap Mobil dan angkot hingga Bus yang lalu lalang di Jawa Timur.
“Kalau berbicara kapabilitas dan kemampuan memimpin, Bupati Fauzi kalah sama Bupati Sampang, hal itu dilihat dari sektor pembangunan di dua Kabupaten tersebut,” Kata Jauhari.
Bahkan menurut Jauhari yang merupakan pegiat anti korupsi Madura, Kebesaran Nama Bupati Fauzi karena mendompleng terhadap kebesaran PDIP sebagai partai Penenang Nasional dan juga ditingkat Jawa Timur, ditambah lagi dengan kedekatannya dengan Ketua Banggar DPR RI yang masih kerabatnya.
“Kalau berbicara PDIP, Nama Bupati Fauzi pasti masuk dalam radar Cagub Jatim 2024, Tapi kalau berbicara kapabilitas dan kemampuan, rasanya masih jauh dari tipikal pemimpin di Jawa Timur, Apalagi mau melawan Khofifah – Emil,” Tegas Jauhari.






