SUMENEP, Madurapost.id – Salahsatu proyek besar pembangunan pelabuhan Gili Iyang, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, diketahui ambruk dibagian sisi tengah.
Proyek yang menghabiskan anggaran senilai Rp 15 miliar lebih, dengan rincian Rp 15.156.017.188,86 itu sebagian konstruksinya sudah mulai ambruk.
Sayangnya, proyek yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Sumenep 2019 ini, baru berhenti dikerjakan oleh PT Kolam Intan Prima (pelaksana) pada akhir Februari 2020 lalu.
Berdasar dokumen kontrak Nomor 550/SPPBJ 1776248/435.106.1/2019, masa pekerjaan Revitalisasi Pembangunan Pelabuhan Gili Iyang ini, dimulai tanggal sejak tanggal 26 September 2019, dan berakhir pada tanggal 29 Desember 2019 lalu.
Padahal, selama masa kerja kontrak 95 hari kalender itu, ternyata pelaksana masih belum selesai mengerjakan. Sesuai dengan aturan, Pejabat Pembuat Komitmen (PPKO) Dinas Perhubungan (Dishub) Sumenep memberi perpanjangan pelaksanaan hingga akhir Februari 2020.
Dengan harapan, kontraktor pemenang tender Sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Sumenep itu, bisa tuntas menyelesaikan pekerjaannya. Namun, meski diberi perpanjangan waktu dua bulan, nyatanya perusahaan yang beralamat di Kemayoran, Jakarta Pusat ini, juga tak kunjung menyelesaikan proyek dari hibah Bantuan Keuangan (BK) Dishub Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim).
Konsekuensinya, PPKO Dishub Sumenep akhirnya memutus kontrak kerja dengan PT Kolam Intan Prima sebagai pelaksana.
Kepala Dishub Sumenep, Agustiono Sulasno, membenarkan jika sebagian konstruksi pelabuhan Gili Iyang saat ini ambruk. Dia mengatakan, ambruknya bentangan beton pelabuhan itu akibat pekerjaan klep pengecoran sebagai pengikat dari precast (Pra cetak) yang dihentikan pekerjaan oleh pelaksana.
“Masyarakat banyak nuntut untuk menghentikan pekerjaan klep pengecoran itu. Karena masyarakat menganggap masa kerja proyek pelabuhan itu sudah lewat,” tulis Agus, saat dikonfirmasi melalui via WhatsApp, Selasa (9/6/2020). (Mp/al/kk)