SUMENEP, MaduraPost – Harga jagung di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengalami penurunan signifikan, membuat petani semakin terhimpit secara ekonomi.
Saat ini, harga jagung hanya berkisar Rp 4.300 per kilogram, jauh dari harapan petani yang menggantungkan hidup pada hasil panen mereka.
Ketua Gerakan Pemuda Peduli Petani (GP3) Kabupaten Sumenep, Subaidi Ikhsan, meminta Presiden RI Prabowo Subianto untuk turun tangan dalam mengatasi persoalan ini.
Menurutnya, pemerintah perlu memperhatikan harga hasil pertanian, khususnya jagung, agar kesejahteraan petani tetap terjaga.
“Kami meminta kepada Presiden RI Prabowo Subianto agar memperhatikan harga jagung di Kabupaten Sumenep. Saat ini harga jagung hanya Rp 4.300 per kilogram, dan ini sangat merugikan petani,” ujar Subaidi pada wartawan, Minggu (2/3) malam.
Ia menambahkan, bahwa petani jagung di Sumenep semakin kesulitan karena harga produksi yang tinggi tidak sebanding dengan harga jual di pasaran.
Menurutnya, pemerintah harus segera mencari solusi agar harga jagung lebih stabil dan menguntungkan bagi petani.
“Biaya produksi seperti pupuk, obat-obatan, dan tenaga kerja semakin mahal, sementara harga jual jagung terus merosot. Jika kondisi ini dibiarkan, petani akan semakin terpuruk dan bisa jadi banyak yang beralih profesi,” tambahnya.
Subaidi berharap, ada intervensi dari pemerintah untuk mengendalikan harga jagung agar petani tidak terus dirugikan.
Ia juga menyoroti pentingnya regulasi yang berpihak kepada petani, baik dalam hal harga jual maupun subsidi yang dapat meringankan beban produksi.
“Kami butuh langkah nyata dari pemerintah. Jangan sampai petani terus menjadi korban permainan harga pasar yang tidak berpihak kepada mereka. Jika dibiarkan, ini bisa berdampak buruk bagi ketahanan pangan di daerah,” tegasnya.
Menurut data yang dihimpun, harga jagung di beberapa daerah di Jawa Timur juga mengalami penurunan serupa.
Situasi ini diperparah dengan minimnya intervensi dari pemerintah untuk menstabilkan harga.
GP3 Sumenep berharap, pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini.
Jika tidak, bukan hanya petani yang akan dirugikan, tetapi juga sektor pertanian secara keseluruhan.
“Dengan kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, kami berharap ada kebijakan yang lebih berpihak pada petani. Jangan sampai petani yang seharusnya menjadi pilar ketahanan pangan justru semakin terpuruk akibat ketidakstabilan harga hasil pertanian,” pungkas Subaidi.
Hingga berita ini diturunkan, petani di Sumenep masih menunggu respons dari pemerintah terkait permasalahan harga jagung yang terus merosot.***