SURABAYA, Madurapost – H Agus Solachul A’am Wahib, cucu KH Wahab Chasbullah, Jombang, mengaku sangat prihatin membaca komentar Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim) KH Marzuki Mustamar yang, mengatakan, tidak rela dunia akhirat karena bendera NU digunakan kampanye cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno saat berkampanye di Stadion Semeru, Kabupaten Lumajang.
“Kayak yang punya NU saja! Dia hanya sebatas Ketua PWNU Jatim, tidak punya hak mengatakan tidak rela bendera NU dipakai untuk kampanye. Sementara dia sendiri begitu vulgar menggunakan institusi NU untuk kepentingan politik. Menggunakan kop surat organisasi untuk mobilisasi orang ke TPS, itu lebih sadis. Dama saja ‘menjual’ institusi demi kepentingan sesaat,” tegas Gus A’am Wahib panggilan akrabnya kepada duta.co, Minggu (7/4/2019).
Seperti diberitakan tribunnews.com, Marzuki Mustamar mengatakan, tidak rela bendera NU digunakan kampanye oleh cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno. Sandiaga diketahui menggunakan bendera NU saat berkampanye di Stadion Semeru, Kabupaten Lumajang, Kamis (4/4/2019). Marzuki mengatakan, bendera NU sebagai simbol ahlussunnah wal jamaah, tidak boleh digunakan oleh kelompok yang menentang NU dan punya niat untuk menghancurkan NU dan Indonesia. (http://www.tribunnews.com/pilpres-2019/2019/04/07/pwnu-jatim-tak-rela-dunia-akhirat-bendera-nu-dipakai-sandiaga-untuk-kampanye)
Menurut Gus A’am pernyataan Ketua PWNU Jatim ini sudah kelewatan. Apalagi menggunakan embel-embel ‘kelompok yang menentang NU dan punya niat untuk menghancurkan NU dan Indonesia’. “Ini fitnah kejam yang, harus dibuktikan. Semestinya kalimat itu tidak leluar dari ucapan seorang kiai. Janganlah ‘jadi kompor’ kemarahan umat,” tegasnya,
Sebagai dzurriyah muassis NU, tegasnya, dirinya merasa malu menyaksikan seorang Ketua PWNU seperti itu. Soal Bang Sandi mengangkat bendera NU, ujarnya, itu spontanitas, apalagi selama ini dia difitnah anti NU, anti tahlil, padahal Bang Sandi pemegang Kartu NU, bahkan mertuanya merupakan salah satu tokoh NU di DKI Jakarta.
“Saya ingatkan kepada Kiai Marzuki untuk tidak terus-terusan mempolitisir NU. Jika tidak berhenti jangan kaget kalau ada perlawanan dari warga NU,” tegasnya.
Hal yang sama disampaikan Anwar Sadad, Ketua Harian Badan Pemenangan Provinsi (BPP) Jawa Timur, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sadad meminta Pengurus Nahdatul Ulama ( NU) Lumajang tidak sensitif menyikapi bendera NU di acara kampanye akbar Sandiaga Uno di Stadion Semeru Lumajang, Kamis (4/4/2019) lalu.
“Pengurus NU jangan sensitif begitu, memangnya NU milik pengurusnya? NU milik umat,” kata politisi Partai Gerindra itu.
NU menurut Sadad, bukan sekadar organisasi atau jamiyah, tapi NU juga harus dimaknai jemaah atau komunitas yang anggotanya tidak terstruktur. “Lagipula, Bang Sandia juga warga NU, beliau juga punya kartu anggota NU,” ucapnya.
Sumber : www.duta.co