SUMENEP, MaduraPost – Demi meningkatkan potensi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur semakin berkembang, Halal Hub Sumenep melangsungkan sosialisasi akurasi data para pelaku UMKM. Sabtu, 24 September 2022.
Dimana, sosialisasi tahap pertama berlangsung di Kecamatan Lenteng pada Senin (19/09/2022), selanjutnya Kecamatan Kota pada Selasa (20/09/2022) dan Kecamatan Bluto pada Rabu (21/09/2022) kemarin.
Supervisor of Halal Hub Sumenep, Choriyanto mengungkapkan, sejauh ini masih banyak pelaku UMKM yang ada di Kabupaten Sumenep belum tahu cara dalam pengelolaan jenis UMKM itu sendiri yang baik dan benar.
“Karena banyak data yang masuk ke kami jika pelaku UMKM di tiga kecamatan ini banyak. Jadi tindak lanjutnya adalah kita melalukan validasi data. Jadi kami membimbing bagaimana caranya data itu langsung dikurasi. Terutama di Kecamatan Kota paling banyak,” kata Choriyanto saat diwawancara MaduraPost di ruang kerjanya, Sabtu (24/09).
Pihaknya menjelaskan, tujuan utama sosialisasi tersebut digelar, tak lain untuk mendata para pelaku UMKM yang belum tervalidasi di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep.
Choriyanto menerangkan, sejauh ini keberadaan Halal Hub Sumenep sudah berjalan dengan baik. Bahkan telah menjalin sinergi, salah satunya dengan steckholder terkait seperti Dinas Koperasi UMKM dan perindag, DKPP, serta Camat yang ada di Kabupaten Sumenep.
“Nah, cara kita mengakurasi data pelaku UMKM ini tentu melewati per kecamatan. Makanya yang membuka acara sosialisasi tersebut langsung Camat itu sendiri. Kita jalin sinergitas semua,” terangnya.
Pihaknya menyebut, keperluan database bagi pelaku UMKM yang ada di Sumenep tersebut agar memiliki data yang kongkret.
“Nanti kita olah dan kita kurasi, karena kita sudah punya link web khusus untuk mengkurasi data. Jadi ketika sosialisasi sekaligus menghimpun data,” ujar Choriyanto.
Pihaknya juga mengungkapkan, nantinya, fungsi dari adanya Halal Hub Sumenep tersebut para pelaku UMKM akan dipandu dalam mengoperasikan usaha yang dimiliki. Sementara untuk perangkat desa, ada pendataan berbeda. Tujuannya untuk potensi masing-masing desa.
“Contohnya seperti halnya palawija di Kecamatan Lenteng, itu berapa ton setiap tahun atau per-panen setiap 4 bulan itu berapa, berasnya berapa, nah itu kita bantu juga,” ucapnya.
“Jadi ketika ada potensi-potensi seperti itu kita kurasi nantinya, kalau kita punya data valid kemudian mau diapakan. Karena kalau kita punya data valid, kita enak mau jalan. Sekarang saja kita itu ada permintaan, kacang hijau, kacang tanah sama gula dari siwalan,” kata Choriyanto lebih lanjut.
Sebab itu, tujuan Halal Hub Sumenep datang ke per kecamatan dan mengundang perangkat desa serta pelaku UMKM yang ada di desa tersebut, tidak lain untuk mengakurasi sejauh mana potensi UMKM yang ada daerah itu berkembang.
“Yang kita datangi awal adalah 19 kecamatan yang ada di daratan. Bukan untuk mendeskriminasi kecamatan yang ada di kepulauan, tapi karena di daratan lebih memungkinkan untuk didahulukan,” kata Choriyanto.
Meski begitu, untuk wilayah kepulauan, menurutnya akan segera di follow up lebih lanjut.
“Pasti itu, yang di kepulauan akan di follow up. Karena CEO Goorita sudah komitmen kalau cara yang kita gunakan akan dapat data yang valid (untuk kita kurasi, tindak lanjuti, red) itu akan berlanjut terus ke kecamatan lainnya,” ungkapnya.
Sementara tingkat kehadiran pelaku UMKM yang ada di 3 kecamatan tersebut sudah mencapai sekitar 70 persen. Hal itu menurutnya sudah sesuai harapan saat menggelar sosialisasi validasi data pelaku UMKM tersebut.
“Karena kalau targetnya 100 persen kami masih kesulitan, karena ada pelaku UMKM yang memang benar-benar ingin dibina, ada juga yang hanya kejar Bansos,” jelas dia.
Pihaknya menargetkan, sosialisasi yang akan dilakukan selanjutnya adalah UMKM yang ada memiliki sentra. Pihaknya mencontohkan, di Kecamatan Rubaru terdapat sentra bawang, sentra tersebut yang kemudian akan disasar.
“Itu yang akan kita incar nantinya. Karena kan pelaku UMKM tidak hanya satu orang tapi banyak, gimana caranya mereka itu kita himpun dan dijadikan satu tempat, kemudian produk mereka itu kita setarakan dari spesifikasi,” tuturnya.
Pihaknya memaparkan, di website Halal Hub Sumenep ada sejumlah fitur untuk memudahkan para pelaku UMKM dalam mengelola usahanya dengan cara yang baik dan benar. Dimana, ada rubrik konsultasi, database, kurasi, pelatihan dan pendampingan (branding) serta ranah produksi hingga packaging.
“Disini kita tidak jualan, tapi fokus pada pembinaan,” ucap Choriyanto.
Pelaku UMKM paling potensial ada di Kecamatan Bluto
Di Kecamatan Bluto, pihaknya mengaku sudah menemukan salah satu pelaku UMKM yang memiliki usaha serbuk kelor dengan kualitas bagus yang mengikuti standar SOP nasional.
“Jadi setelah selesai sosialisasi, kami di hari selanjutnya langsung turun ke tempatnya untuk di tindak lanjuti. Bahkan, misal mau ditingkatkan itu bisa, karena kami lihat di masing-masing tempatnya itu SOP-nya sudah matang semua,” paparnya.
Pihaknya mengungkapkan, ada dua pelaku UMKM khusus daun kelor, tepatnya di Desa Pakandangan. Di tambah lagi, kata dia lebih lanjut, para pelaku UMKM di desa ini sudah memiliki CV dan Badan Usaha.
“Bahkan mereka sudah ngurus halal juga, SOP lengkap. Paling lengkap itu sudah ada spesifikasi produknya,” kata Choriyanto mengungkapkan.
Disamping itu, Choriyanto, juga menuturkan soal fungsi adanya Halal Hub Sumenep itu sendiri. Dimana, para pelaku UMKM yang ada di Sumenep dapat memanfaatkan wadah potensi tentang usaha berjalan tersebut.
“Makanya kita buat rumah packaging bersama disini agar semua prosesnya mudah untuk semua UMKM, numpang disini semua,” ujar dia.
Menurutnya, hingga saat ini respon adanya sosialisasi tersebut terbagi dua arah, baik dari perangkat desa dan para pelaku UMKM. Dimana, poin pentingnya adalah apa yang menjadi harapan para pelaku UMKM yang ada di Sumenep dapat tersampaikan.
“Harapan para pelaku UMKM ini kan agar produk mereka itu berkesinambungan. Mulai dari manajemen keuangan dan lain-lain, mereka butuh itu,” kata Choriyanto.
Sebab itu, hal ini sejalan dengan pelayanan yang diberikan oleh adanya Halal Hub Sumenep tersebut.
“Jadi konek, antara keinginan para pelaku UMKM dengan fasilitas yang kita sediakan,” terang Choriyanto.
Target sosialisasi semakin cepat semakin baik
Khusus kecamatan yang ada di kepulauan, kata Choriyanto, saat ini dapat digunakan dengan cara nge-link dan bisa diakses oleh perangkat desa dari kecamatan yang ada nantinya.
“Jadi mereka tinggal masukkan saja database para pelaku UMKM-nya agar data cepat terakurasi ke kita. Jadi sosialisasi ini kita butuh database yang sengat valid dari semua pelaku UMKM yang ada di Kabupaten Sumenep,” jelasnya.
“Karena saya tergabung di organisasi UMKM, jadi kalau ingin tau data secara valid maka harus turun langsung ke akar. Akhirnya kita tempuh sosialisasi ke per-kecamatan, kalau ambil per-desa dananya yang bengkak,” kata Choriyanto lebih lanjut.
Jalin sinergi ke masing-masing birokrasi
Choriyanto mengatakan, selama ini, dari tiga kecamatan yang sudah dilakukan sosialisasi sudah sangat mensupport adanya wadah Halal Hub Sumenep tersebut. Jawabannya, sambungnya, tentu ingin meningkatkan taraf pelaku UMKM yang ada di daerah masing-masing.
“Harapan ke depan, bagaimana caranya di masing-masing desa bisa lebih aktif lagi untuk pendataan. Karena yang diundang sosialisasi ini hanya perwakilan. Kalau pun mereka kesulitan pasti kita bantu,” ujar Choriyanto.
“Kalau potensi UMKM di Sumenep sudah banyak, bahkan kita sudah mengantongi sejumlah brand dan produk. Salah satunya ada ‘kaldu kokot’, kemudian yang akan di coba juga adalah kripik paru,” kata dia mencontohkan.
Meski demikian, pihaknya juga menyebut sulitnya menjadikan produk UMKM yang ada menjadi halal. Misalnya saja, untuk produk ‘kaldu kokot’ tidak bisa halal jika belum mendapatkan rumah potong hewan (RPH) yang terverifikasi halal.
“Jangankan Sumenep, Madura saja tidak memiliki RPH yang bersertifikasi halal. Akhirnya kita kerjasama dengan RPH yang ada di Ampel, Surabaya. Itupun ada durasi 2 tahun. Tujuannya, supaya produk yang berkenaan dengan hewan ternak bisa terverifikasi dengan halal nantinya,” kata Choriyanto menjelaskan.
“Respon Pemkab Sumenep juga ternyata cepat. Dimana, Bappeda Sumenep langsung mengajukan agar memiliki RPH Halal. Ya tujuannya, agar halalnya ada RPH itu,” kata Choriyanto menambahkan.***