PAMEKASAN, Madurapost – Forum Aspirasi Rakyat Madura (FARA) kembali melakukan demonstrasi di depan kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (DISTAN PHP) Kabupaten Pamekasan, Rabu (22/07/2020).
Aksi demontrasi kembali dilakukan oleh FARA karena permintaan pada saat audiensi dan pada aksi pertamanya tidak diindahkan oleh pihak DISTAN PHP
Dalam orasinya, Abdurahman selaku ketua FARA meminta kepada pihak DISTAN PHP untuk memberikan atau memperlihatkan dokumentasi foto dan perincian anggaran program kegiatan 2019.
“Kami meminta kepada pihak DISTAN PHP untuk memberikan dan memperlihatkan dokumentasi foto dan perincian anggaran program kegiatan pada tahun 2019 yang kami duga telah di Mark-Up, terutama pada program kegiatan pembuatan aplikasi, jangan digelapkan,” katanya.
Kemudian dia mengatakan, kalau dalam jangka 1×24 jam pihak DISTAN PHP tidak dapat menunjukkan kepada pihaknya maka dalam waktu dekat pihaknya akan kembali melakukan demo dengan massa yang cukup besar.
“Apa bila pihak DISTAN PHP tidak dapat menunjukkan atau memberikan apa yang kami minta ini dalam jangka waktu 1×24 dari sekarang, maka kami akan kembali melakukan demo dengan massa yang besar, akan tetapi bukan lagi disini tapi di Kejaksaan sekaligus melakukan pelaporan terkait hal itu,” tegasnya.
Dia juga mengatakan, kalau yang dilakukannya itu bukan untuk kepentingan dirinya pribadi.
“Kami lakukan ini bukan untuk kepentingan diri saya pribadi dan bukan kepentingan FARA, akan tetapi demi kepentingan masyarakat khususnya para petani Kabupaten Pamekasan yang selama ini hanya dijadikan alat dan alasan oleh pihak DISTAN PHP untuk memperkaya dirinya pribadi,” ungkap Abdurahman dalam orasinya.
Sementara itu, PLT Kadis DISTAN PHP Ajib kepada MaduraPost pada saat diwawancarai di kantornya mengatakan, kalau demo yang dilakukan FARA itu, dirinya merasa sangat positif.
“Demo itu bagi kami sangat positif untuk memacu kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan ini lebih baik, kalau ada kontrol, ada hal – hal yang di anggap kurang baik ya diperbaiki, kalau misalnya dianggap kurang baik ya kita evaluasi apakah benar atau tidaknya, ya kalau apa yang dikatakan teman – teman tadi itu benar ya kita perbaiki,” jelasnya.
Disoal terkait pembuatan aplikasi seperti yang diminta oleh pendemo tersebut, Ajib mengatakan, kalau aplikasi itu sangat murah bagi dirinya, akan tetapi tergantung yang melihatnya karena kata dia itu ilmu.
“Saya kira aplikasi itu kalau ukuran saya sangat murah, tapi tergantung yang melihat, karena itu ilmu pak, tidak semua orang bisa memprogram, membuat program itu aplikasi lewat HP, tidak semua orang tahu, anggarannya itu 55 juta, tapi untuk aplikasinya sendiri 30 juta terus sisanya untuk yang lain – lain termasuk untuk pelatihan,” tuturnya.
Kemudian dia menegaskan kalau terkait dokumentasi yang pendemo minta tersebut semua ada.
“Apa lagi jaman sekarang, SPJ itu sangat vital, keuangan tidak akan mengeluarkan apa lagi tidak ada kontraknya, ada kontraknya tapi ada yang salah satunya tidak akan dikeluarkan, tidak ada kwitansinya tidak akan dibayar oleh keuangan, tapi ujung – ujung bilang tidak ada, bukan jamannya sudah sekarang dan saya sudah cek. Sebenarnya foto – foto itu kami ada semua pak, jadi semua kegiatan SPJnya harus disertai foto, masak setiap orang minta foto saya keluarkan, makanya saya suruh lihat di webnya Pemkab,” ucapnya. (Mp/nir/uki/rul)