Fakta di Balik Tragedi Tambak Surabaya, Dari Motif Persaingan hingga Tindakan Brutal

Avatar

- Jurnalis

Selasa, 26 Maret 2024 - 07:13 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pelaku pembunuhan Seli Hadianto (41) terhadap rekannya sendiri sebagai pencari kepiting yang dirilis saat konferensi pers di Polrestabes Surabaya. (Foto: suarasurabaya.net)

Pelaku pembunuhan Seli Hadianto (41) terhadap rekannya sendiri sebagai pencari kepiting yang dirilis saat konferensi pers di Polrestabes Surabaya. (Foto: suarasurabaya.net)

SURABAYA, MaduraPost – Surabaya, Jawa Timur, menjadi saksi bisu atas tragedi pembunuhan yang terjadi di kawasan tambak Jalan Keputih, Sukolilo, pada Selasa, 19 Maret 2024.

Sebuah perselisihan tentang wilayah pencarian kepiting berujung pada tindakan paling tragis dalam manusia: pembunuhan berencana. MaduraPost merangkum 4 fakta

1. Motif di Balik Tindakan Brutal

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukmono, mengungkap pelaku, Seli Hadianto, 41 tahun, terdorong oleh dendam dalam perselisihan perebutan wilayah pencarian kepiting dengan korban, Mochamad Hudoyo, 44 tahun.

Kedua pria itu, meskipun berprofesi sama sebagai pencari kepiting, telah membiarkan persaingan mereka berubah menjadi permusuhan mematikan.

Baca Juga :  Kartu Prakerja Dihentikan, DPR: Dari Awal ini kan Pemborosan Anggaran

Pembunuhan tersebut direncanakan dengan matang, diawali dengan pelaku yang sengaja membawa celurit dari rumahnya dengan niat menghabisi nyawa Hudoyo.

Kejadian itu tidak hanya menunjukkan premeditasi tetapi juga ketegangan yang mungkin telah lama membara di antara mereka berdua.

2. Komunitas yang Terpecah

Insiden tragis ini melemparkan cahaya pada komunitas pencari kepiting di Surabaya, yang mungkin menghadapi tekanan ekonomi dan kompetisi sumber daya yang intens. Pembunuhan Hudoyo menggarisbawahi bagaimana tekanan tersebut dapat meluap tidak hanya dalam bentuk persaingan yang tidak sehat tapi juga dalam tindakan kekerasan yang ekstrem.

3. Respons Hukum dan Sosial

Baca Juga :  Kakek di Sumenep Ditemukan Warga Meninggal di Tanah Tegalan

Penangkapan Hadianto di Desa Kemuningsari Lor, Panti, Jember, merupakan langkah penting dalam menegakkan keadilan bagi Hudoyo. Namun, kasus ini juga memicu pertanyaan tentang langkah-langkah pencegahan yang bisa diambil oleh komunitas dan penegak hukum untuk mencegah konflik serupa di masa depan.

Aturan dan regulasi yang lebih ketat mengenai pencarian sumber daya alam, disertai dengan pembinaan dan mediasi konflik, dapat menjadi salah satu solusi. Peningkatan kesadaran dan pendidikan tentang cara menyelesaikan perselisihan secara damai juga penting untuk mencegah tragedi serupa.

4. Menuju Solusi yang Berkelanjutan

Pembunuhan Mochamad Hudoyo bukan hanya tragedi personal bagi keluarga dan teman-temannya, melainkan juga sebuah peringatan bagi seluruh masyarakat tentang pentingnya mengatasi akar masalah konflik sumber daya.

Baca Juga :  Konsistensi Bank BJB Bersama SMSI Dalam Membangun Kemitraan

Hal ini menuntut solusi komprehensif yang tidak hanya menyelesaikan masalah hukum individu tetapi juga menangani ketegangan sosial yang lebih luas yang bisa berujung pada kekerasan.

Masyarakat dan pemerintah perlu bersama-sama menciptakan mekanisme yang tidak hanya menghukum pelaku tetapi juga mencegah konflik dari memburuk menjadi kekerasan.

Kerja sama, dialog, dan pembangunan kapasitas komunitas untuk mengelola sumber daya secara adil dan berkelanjutan bisa menjadi langkah awal menuju perdamaian dan keamanan bagi semua pihak yang terlibat.***

Follow WhatsApp Channel madurapost.net untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Motif Asmara, Pria di Pamekasan Tega Habisi Nyawa Korban, Dua Pelaku Berhasil Ditangkap Polisi
Siswi MA Annuqayah Guluk-Guluk Gagal Ikuti Tes Akademik, Diduga Jadi Korban Data Siluman PKBM Al-Muhlisin
Diduga Lecehkan Kiai Lirboyo, H. Slamet Ariyadi Desak KPI Ambil Langkah Tegas terhadap Trans7
Puting Beliung Terjang Palengaan Laok, Lima Warga Luka-Luka dan Rumah Rusak Parah
Polisi Tangkap Pelaku Rudapaksa Anak di Bawah Umur di Sampang
Tak Bisa Berteriak, Anak Disabilitas di Sampang Meninggal Tenggelam di Bak Air
HUT ke-80, Slamet Ariyadi Harap TNI Semakin Dekat dengan Rakyat dan Kokoh Jaga NKRI
Hari Batik Nasional, Slamet Ariyadi Minta Pemerintah Lindungi Pengrajin Batik

Berita Terkait

Sabtu, 8 November 2025 - 01:01 WIB

Motif Asmara, Pria di Pamekasan Tega Habisi Nyawa Korban, Dua Pelaku Berhasil Ditangkap Polisi

Kamis, 6 November 2025 - 13:09 WIB

Siswi MA Annuqayah Guluk-Guluk Gagal Ikuti Tes Akademik, Diduga Jadi Korban Data Siluman PKBM Al-Muhlisin

Selasa, 14 Oktober 2025 - 15:54 WIB

Diduga Lecehkan Kiai Lirboyo, H. Slamet Ariyadi Desak KPI Ambil Langkah Tegas terhadap Trans7

Selasa, 14 Oktober 2025 - 14:51 WIB

Puting Beliung Terjang Palengaan Laok, Lima Warga Luka-Luka dan Rumah Rusak Parah

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 20:21 WIB

Polisi Tangkap Pelaku Rudapaksa Anak di Bawah Umur di Sampang

Berita Terbaru