PAMEKASAN, MaduraPost – Dugaan mark up angaran olahan makanan untuk kegiatan posyandu yang dilakukan Pemerintah Desa Tagangser Laok, Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan, terancam dilaporkan.
Hal tersebut disampaikan Sekjen LSM KPK Nusantara Pamekasan Fatholla. Menurutnya besaran anggaran kurang masuk akal. Pasalnya Pemdes hanya menyalurkan olahan makan nutrijel dan telur puyuh.
“Dari angaran Rp 90 juta warga hanya dikasih Nutrijel dan telur puyuh sebagaimana hal tersebut jika dinominalkan berkisar Rp 3 ribu,” ujarnya, Kamis (24/02).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Jadi jika mengacu kepada informasi masyrakat dan data yang telah di sampaikan Bidan desa setempat jelas terjadi pengelembungan. Sebab di setiap bulan pihak Pemdes diduga hanya mengelontarkan nominal tidak sampai Rp 2 juta.
“Jelas ini ada pengelembungan data dan mark up angaran, kita tingal menjumlahkam saja setiap kader hanya di kasih Rp 50 ribu di setiap kegiatan Posyandu. Sedangkan untuk balita dan lansia hanya Rp 3 ribu untuk biaya olahan makanan,” paparnya.
Dalam situs sid.kemendesa.go.id kegiatan Posyandu di Desa Tangser Laok, dianggarkan Rp 90 jutaan untuk tahun 2020.
Selain olahan Nutrijel dan beberapa butir telur puyuh pihak desa kadang hanya memberikan makanan biscuit renteng yang hanya seharga Rp 2 ribu. Bahkan kadang ada anak-anak yang sampai menangis meminta susu, namun pihak desa tetap mengabaikan permintaan tersebut
Saat dikonfirmasi ke Bidan Desa di Tagangser Laok, Megawati, ia mengaku sudah menjalani tugas sesuai prosedur. Soal olahan yang disediakan desa, ia membenarkan memang seperti demikian.
“Olahan yang disediakan oleh desa memang benar seperti itu dan saya tidak punya hak untuk menuntut harus dikasih ini atau itu,” kata Megawati.
Saat ditanya ada berapa jumlah warga yang ikut Posyandu, dirinya menjelaskan bahwa total kurang lebih ada 150 orang baik balita maupu lansia.
“Jumlah Posyandu keseluran kalau tidak salah ada 150 orang dengan kader 14,” pungkasnya.
(mp/red)