Penulis : Madura Post

SUMENEP, Madurapost.id – Ketua dewan syuro dewan pimpinan cabang partai kebangkitan bangsa (DPC PKB) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Busyro Karim berbagi pengalaman politiknya di acara deklarasi Fattah Jasin – Ali Fikri, yang bertempat di Pesantren Usymuni Terate, Sabtu 1 Agustus 2020 kemarin.

Busyro mengatakan, kesuksesan dirinya menjadi Bupati Sumenep hingga dua periode tidak lepas dari perjuangan dan pengorbanan ekstra.

Tidak jarang dirinya jatuh sakit dalam perjalanan ketika turun ke masyarakat untuk menjalin silaturrahim dan komunikasi dengan berbagai tokoh.

“Saya pernah sakit dibeberapa tempat, sempat juga di kepulauan, dan semacamnya,” kata Buya sapaan akrab Bupati Sumenep ini, Ahad (2/8).

Untuk meraih kemenangan pada pertarungan pemilihan kepala daerah (Pilkada), menurutnya, tidak cukup hanya mengandalkan kekuatan partai, kultur, melski sangat berpengaruh.

Sebab, sikap masyarakat Sumenep dalam menghadapi Pilkada tidak sama dengan Kabupaten lainnya. Harus ada perlakuan khusus.

Kekuatan kultur masyarakat, sambungnya, sangat menentukan pilihan masyarakat. Apalagi, tokoh yang mencalonkan diri sebagai kepala daerah harus sering turun ke tengah-tengah masyarakat.

“Doa tidak cukup, harus ada tindakan,” ujarnya.

Dalam pandangan Busyro, kini ketokohan seseorang sudah tidak jaman di era politik. Masyarakat sudah bergeser ke era tindakan sosial yang nyata.

“Sekarang era politik gerilya, bukan ketokohan, Sumenep ada sesutau yang berbeda,” tegasnya.

Pihaknya juga berpesan dan mendokan Fattah Jasin – Ali Fikri. Tak lepas dirinya dimeminta untuk pasangan calon dengan tagline Sumenep Barokah ini untuk sering mengunjungi dan turun ke tiap desa untuk merebut kepercayaan masyarakat.

“Semoga pasangan Fattah Jasin – Kiai Fikri ini menang,” pungkasnya. (Mp/al/rul)