Foto : Beritama.id |
BERITAMA.ID, SUMENEP – Mendekati musim tembakau, Majlis Pemuda Revolusi (MPR) Madura Raya mempertanyakan program Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (Dispertahourtbun) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Kurang lebih tiga bulan kedepan, diketahui, Kabupaten yang berada diujung timur Madura ini akan memasuki musim tanam tembakau bagi para petani.
“Hasil tembakau petani kita harus berkualitas tinggi supaya harga menjadi mahal, dan petani tidak rugi.” ungkap Sutrisno, Koordinator MPR Madura Raya pada awak media, Jumat (28/02/2020).
Dia menjelaskan bahwa, Dispertahourtbun Sumenep telah mencanangkan program untuk pertanian, yakni program pembibitan dan program sekolah lapang. Maka, dua program itu harus dilaksanakan dengan efektif dan maksimal.
Tidak hanya itu, dia juga mempertanyakan terkait kelangkaan pupuk yang sering dihadapi petani. Saat gelar audiensi bersama Dispertahourtbun, Kamis (27/2), kemarin, mereka meminta Dinas terkait serius merealisasikan program-program yang sudah dicanangkan, serta harus turun ke petani melakukan pendampingan.
“Kami tidak ingin nasib petani tembakau pada tahun ini sama dengan tahun 2019 kemarin, harga tembakau rendah, dan petani banyak yang rugi,” paparnya.
Sutrisno menegaskan, bahwa MPR akan selalu mendukung program Dispertahourbun apabila dijalankan sesuai dengan kepentingan masyarakat petani. Akan tetapi, jika program tersebut tidak terealisasi sebagaimana mestinya, dia mengancam akan melakukan gerakan massa dan mengawal persoalan tembakau sampai para petani mendapatkan haknya.
“Apabila program tersebut tidak terealisasi, maka kami, akan melakukan aksi dan gerakan massa dan berkomitmen akan mengawal persoalan tembakau untuk kesejahteraan petani,” tegasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan Dispertahourtbun Sumenep, Rina, membenarkan bahwa memang Dinas tekait mempunyai dua program, yakni pembibitan dan sekolah lapang.
“Realisasinya itu, nanti dimulai dari bulan April hingga Juni. Untuk pembibitan, Dispertahutbun menyediakan bibit tembakau yang berkualitas,” kata dia.
Sedangkan, untuk program sekolah lapang, akan dilaksanakan pendidikan atau penyuluhan ketembakauan melalui kelompok-kelompok tani di masing-masing daerah.
“Sekolah lapang ini, nantinya akan mempelajari tentang tata cara merawat tembakau dan melindungi tembakau dari serangan hama,” pungkasnya. (Red-Maman/Monir)