Scroll untuk baca artikel
Berita

Disdik Sumenep Sukses Gelar Festival Tan Pangantanan Dhe’ Nong Dhe’ Ne’ Nang Tingkat TK dan SD

Avatar
12
×

Disdik Sumenep Sukses Gelar Festival Tan Pangantanan Dhe’ Nong Dhe’ Ne’ Nang Tingkat TK dan SD

Sebarkan artikel ini
KEGIATAN. Potret Kepala Disdik Agus Dwi Saputra mendampingi Wabup Sumenep, Dewi Khalifah, saat membuka Festival Tan Pangantanan Dhe' Nong Dhe' Ne' Nang jenjang TK dan SD. (M.Hendra.E/MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Pemkab Sumenep, Madura, Jawa Timur, kembali melangsungkan rentetan Kalender of Event Sumenep 2024.

Program pentahelix kali ini dimotori oleh Disdik Sumenep dengan kegiatan Festival Tan Pangantanan Dhe’ Nong Dhe’ Ne’ Nang jenjang TK dan SD.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Kegiatan yang berlangsung dan dibuka depan Rumdis Bupati Sumenep itu dibanjiri masyarakat yang hendak menonton. Tema dari kegiatan ini yaitu ‘Ngopene Enmaenan Kona’.

Sementara rute dari Festival Tan Pangantanan Dhe’ Nong Dhe’ Ne’ Nang jenjang TK dan SD tersebut mulai start Rumdis Bupati di Jalan Jendral Sudirman, Lingkungan Delama, Pajagalan, dan finish di Labang Mesem Pendopo Agung Keraton Sumenep, Jalan Trunojoyo Nomor 184, Dalem Anyar, Bangselok, Kecamatan Kota.

Baca Juga :  Jalan Rusak Tidak Kunjung Diperbaiki, Warga Pantura Lakukan Perbaikan Dengan Cara Swadaya

Dalam laporan kegiatan, Kepala Disdik Sumenep, Agus Dwi Saputra menyampaikan, para peserta berasal dari 20 kecamatan daratan maupun kepulauan.

Rinciannya, TK mengirimkan sebanyak 25 kontingen dan SD sebanyak 18 kontingen, total keseluruhan yakni 43 kontingen.

“Kegiatan ini demi meningkatkan perekonomian, pariwisata, serta melestarikan kecintaan kepada budaya daerah,” kata Agus dalam sambutannya, Sabtu (25/5) pagi.

Baca Juga :  Proyek Pengaspalan Jalan di Dusun Palalang Desa Waru Barat Dipertanyakan Warga

Senada dengan hal itu, Wabup Sumenep, Dewi Khalifah mengatakan, bahwa Festival Tan Pangantanan Dhe’ Nong Dhe’ Ne’ Nang jenjang TK dan SD ini merupakan tradisi dan budaya Kabupaten Sumenep yang perlu dilestarikan.

Menurutnya, tradisi enmaenan tan pangantanan sudah ada sejak tahun 1574. Dulu, kata Wabup Dewi Khalifah, permainan ini disebut dhe’ nong dhe’ ne’ nang.

“Dengan lagunya ini dulu biasanya dimainkan,” ucap orang nomor dua di Kabupaten Sumenep ini.

Secara harfiah, Wabup Dewi Khalifah, menjelaskan tentang arti dari kalimat dhe’ nong dhe’ ne’ nang.

Dhe’ nong dhe‘ artinya merunduk, dijabarkan bahwa mengajarkan kepada anak-anak agar menjadi pribadi yang tawadhu’ dan menghormati kepada yang lebih tua.

Baca Juga :  Ikuti Orientasi Kurikulum Nilai dan Etika, Bupati Sumenep Tekankan Hal Ini Kepada Ratusan PPPK

“Bahkan di lagunya berbunyi nong ta’ nong dhe’ jaga jaggur, artinya kalau tidak merunduk maka dia akan disisihkan oleh masyarakat,” ungkapnya.

Maka, dari adanya festival tan pangantanan tersebut Pemkab Sumenep ingin mengajarkan tentang pendidikan kepada anak-anak.

“Inilah bagian dari rangkaian Kalender of Event Sumenep, mudah-mudahan ini bisa mengangkat roda perekonomian Sumenep, menggerakkan pelaku UMKM,” tandasnya.***