Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Dinkes P2KB Sumenep Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kesehatan dalam Penanganan Diabetes

Avatar
4
×

Dinkes P2KB Sumenep Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kesehatan dalam Penanganan Diabetes

Sebarkan artikel ini
SEREMONI. Para peserta dan narasumber berfoto bersama usai pembukaan Pelatihan Tatalaksana dan Rehabilitasi Pasien Diabetes Melitus yang digelar Dinkes P2KB Sumenep di Hotel De Bagraf, Selasa (8/7/2025). (Istimewa for MaduraPost)
SEREMONI. Para peserta dan narasumber berfoto bersama usai pembukaan Pelatihan Tatalaksana dan Rehabilitasi Pasien Diabetes Melitus yang digelar Dinkes P2KB Sumenep di Hotel De Bagraf, Selasa (8/7/2025). (Istimewa for MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Guna menekan angka penderita penyakit tidak menular (PTM), khususnya Diabetes Melitus (DM), Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengadakan pelatihan khusus yang berfokus pada tata laksana dan rehabilitasi pasien diabetes di tingkat pelayanan kesehatan dasar.

Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari, mulai 8 hingga 9 Juli 2025, di Hotel De Bagraf Sumenep, dan diikuti oleh 70 tenaga medis yang terdiri atas 30 dokter dan 30 perawat dari puskesmas, serta 10 peserta lainnya dari klinik-klinik kesehatan yang tersebar di berbagai wilayah Sumenep.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas tenaga medis dalam mendeteksi, menangani, dan memulihkan pasien diabetes, dengan menitikberatkan pada layanan primer berbasis pencegahan dan promosi kesehatan.

Achmad Syamsuri, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2) Dinkes P2KB Sumenep, membuka kegiatan tersebut secara resmi.

Ia menekankan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari upaya serius pemerintah daerah dalam mengurangi beban akibat PTM, terutama diabetes yang angkanya terus merangkak naik.

Baca Juga :  RSUDMA Sumenep Raih Penghargaan Digitalisasi, BPJS Kesehatan Beri Apresiasi Langsung

“Diabetes kini tak lagi hanya menyerang penduduk kota atau usia lanjut. Saat ini, kita menghadapi kenyataan bahwa penyakit ini juga menjangkiti penduduk desa dan kelompok usia produktif. Jika kita tidak menyiapkan tenaga medis dari sekarang, maka risiko keterlambatan diagnosis dan penanganan akan semakin besar,” ujar Syamsuri, Selasa (8/7).

Ia menekankan pentingnya peran fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas sebagai lini terdepan dalam upaya deteksi dini.

“Semakin cepat kasus ditemukan, semakin besar pula peluang kesembuhan dan makin kecil kemungkinan munculnya komplikasi,” jelasnya.

Syamsuri juga menegaskan, bahwa skrining risiko harus menjadi kegiatan rutin di lapangan, bukan hanya dilakukan saat program tertentu.

Ia mencontohkan, pemeriksaan kadar gula darah, evaluasi gaya hidup, pengukuran berat badan, dan tekanan darah seharusnya menjadi bagian dari pelayanan standar.

“Kami ingin seluruh tenaga medis, baik dari puskesmas maupun klinik, mampu melakukan skrining risiko mandiri. Itu kunci pencegahan,” lanjutnya.

Baca Juga :  Inilah Poin Penting dari Kegiatan Asistensi Teknis Pengembangan Inovasi Pelayanan Publik Kabupaten Sumenep

Ia juga mengaitkan kegiatan ini dengan strategi nasional pengendalian PTM dari Kementerian Kesehatan RI, yang menargetkan penurunan angka kematian dini akibat PTM sebesar 25 persen pada tahun 2025.

Dalam strategi tersebut, DM menjadi salah satu penyakit prioritas bersama hipertensi, jantung, dan kanker.

“Ini bukan sekadar tentang menurunkan angka prevalensi, tetapi tentang bagaimana meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Masih banyak warga kita yang tidak tahu bahwa mereka mengidap diabetes, dan baru datang ke fasilitas kesehatan ketika sudah mengalami komplikasi. Karena itu, deteksi dini menjadi sangat vital,” tegas Syamsuri.

Selain berperan sebagai pelaksana teknis, ia berharap para peserta pelatihan ini juga dapat berfungsi sebagai penggerak edukasi di tengah masyarakat.

“Mereka yang setiap hari bertemu masyarakat harus mampu menyampaikan pesan-pesan penting tentang hidup sehat, pola makan yang benar, serta bahaya konsumsi gula berlebihan dan rokok,” imbuhnya.

Pada hari pertama pelatihan, dua pemateri utama dihadirkan. Dr. Mohammad Kristian, dari RSI Garam Kalianget menyampaikan materi seputar tata laksana medis terkini dalam penanganan DM.

Baca Juga :  Sri Puji, Bidan Ketapang Diduga Terlantarkan Pasien Mau Melahirkan

Sementara itu, dr. Didik Permadi, dari RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep mengulas aspek rehabilitasi pasien diabetes, termasuk proses pemulihan setelah mengalami komplikasi.

Adapun pada sesi hari kedua, peserta dijadwalkan untuk menerima materi dari Bagus Mulyono, Tenaga Ahli Bupati Sumenep Bidang Kesehatan yang juga mantan Ketua Ahli Gizi Kabupaten Sumenep, serta dari organisasi profesi keperawatan PPNI yang akan diwakili oleh Anis, seorang perawat senior dari RSI Kalianget.

“Kami ingin pendekatan yang digunakan bersifat holistik. Tidak hanya fokus pada aspek klinis, tapi juga mencakup peran gizi, pendidikan kesehatan, rehabilitasi, dan peran aktif perawat di lingkungan masyarakat,” tutur Syamsuri.

Melalui kegiatan ini, Dinkes P2KB Sumenep menargetkan peningkatan cakupan skrining dini dan penguatan edukasi masyarakat secara luas, sebagai langkah strategis untuk menurunkan angka kejadian dan kematian akibat diabetes di Kabupaten Sumenep.***