Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Dinkes dan P2KB Sumenep Sebut Peran Kepsek Menentukan Suksesnya Vaksinasi

Avatar
3
×

Dinkes dan P2KB Sumenep Sebut Peran Kepsek Menentukan Suksesnya Vaksinasi

Sebarkan artikel ini
WAWANCARA. Kepala Dinkes dan P2KB Sumenep, Agus Mulyono, saat diwawancara sejumlah media di kantornya baru-baru ini. (maduraPost/M. Hendra. E)

SUMENEP, MaduraPost – Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes dan P2KB), Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur siapkan langkah strategis guna lindungi masyarakat dari Covid-19 varian Omicron. Rabu, 9 Maret 2022.

Kepala Dinkes dan P2KB Sumenep, Agus Mulyono mengatakan, saat ini Covid-19 yang mendominasi dunia memiliki dua jenis, satu varian Delta dan Omicron. Kedua varian ini sudah masuk ke Indonesia.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Dia menguraikan, Covid-19 varian Delta banyak menyerang orang dewasa secara umum. Sedangkan varian Omicron perlu diwaspadai, sebab tak dapat terdeteksi seperti varian Delta. Varian Omicron ini lebih banyak menyerang anak-anak usai 6 hingga 11 tahun.

Baca Juga :  Warga Terpapar Corona di Sumenep Terus Melonjak Naik, Total 51 Kasus Terkonfirmasi

Vaksinasi anak usia dini gencar dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep guna menciptakan hard immunity (kekebalan kelompok) bagi masyarakat, khususnya varian Omicron.

Dia menyebut, ada sejumlah strategi guna percepatan vaksinasi khususnya anak usia 6 hingga 11 tahun. Pertama, pelayanan Puskesmas yang ada di setiap desa.

“Partisipasi Kepala Desa (Kades) di Sumenep juga sangat berparuh terhadap capaian vaksinasi. Makanya kami gandeng Kades,” kata Agus menerangkan, Rabu (9/3).

Baca Juga :  Dialektika Teater Sumenep Kembali Tampil di Parade Teater Jawa Timur 2024

Kedua, Puskemas berbasis sekolah atau Pondok Pesantren (Ponpes). Menurutnya, Kepala Sekolah (Kepsek) atau Pimpinan Ponpes yang bisa mendorong anak didik atau santri untuk melakukan vaksinasi.

“Karena usia anak 6 hingga 11 tahun masih duduk di bangku sekolah atau pesantren. Maka kami juga gandeng lembaga sekolah negeri maupun swasta untuk percepatan vaksinasi anak,” jelasnya.

Baca Juga :  Kasus Dana PIP Tidak Cair, Kepala SMPN 1 Manding: Saya Tidak Enak Sama Pak Kadis

Pihaknya juga meminta dukungan para orang tua agar memberikan restu putra putrinya untuk bervaksin.

“Namun, semua upaya itu tidak bisa tercapai tanpa adanya dorongan dari orang tua anak,” tutur Agus.

Ditanya soal progres vaksinasi khusus anak, Agus mengaku memberikan kebebasan untuk mengikuti vaksinasi yang digelar di balai desa, sekolah, dan Ponpes.

“Bervaksin di mana saja terserah orang tua yang akan mendampingi putra putrinya,” pungkasnya.