Penulis: Madura Post | Editor:
![]() |
Pengerjaan proyek rabat beton yang dikerjakan oleh segelintir warga di Dusun Toroy, Desa Dempo Barat.
|
PAMEKASAN, Madurapost – Kebanyakan masyarakat desa berbangga hati ketika infrastruktur jalan diperbaiki oleh proyek pemerintah. Namun tidak bagi warga Dusun Toroy, Desa Dempo Barat, Kecamatan Pasean. Hadirnya proyek justru menimbulkan kontroversi.
Pasalnya, di Dusun Toroy ada wilayah permukiman warga yang dihuni sekiyar 15 Kartu Keluarga (KK). Di wilayah ini, pengakuan warga dapat proyek rehab rabat beton. Pemerintah desa hanya memfasilitasi material proyek, seperti pasir batu (sirtu), semen, dan batu cor.
“Ini tidak ada pemborongnya yang ditangani pemerintah, namun hanya dipasrahkan kepada warga sekitar,” kata Edi Junaidi disampaikan ke Madurapost, Jumat (19/7/2019)
Karena dipasrahkan, kata Edi, timbullah persoalan kontroversi. Sebagian warga ada yang bersedia, sebagian pula ada yang keberatan. Menurut Edi, hadirnya proyek, warga bersedia mengerjakannya namun hanya dalam waktu tertentu.
“Sementara bagi yang keberatan, warga mempersoalkan jika proyek tersebut milik pemerintah, kenapa hanya disediakan material proyek tanpa dilengkapi dengan pekerja,” tambah Edi.
Bahkan, sambung Edi, hadirnya proyek justru mengganggu aktivitas warga. Sebab selain tidak maksimal dalam pekerjaan, warga mayoritas sibuk dengan panen tembakau.
“Per Jumat proyek ini dikerjakan secara gotong royong. Coba misalkan pemborongnya ditanggung pemerintah, mungkin tiga sampai empat hari sudah selesai,” ketusnya.
Terpisah, Anggota Komisi III DPRD Pamekasan Moh. Ali berharap pemerintah desa tidak asal mengerjakan proyek tanpa mengikuti petunjuk teknis. Sebab selain merugikan banyak pihak, biasanya hal tersebut bisa menimbulkan persoalan.
“Pastikan dulu apakah proyek itu memang benar milik pemerintah atau swadaya masyarakat,” harapnya. (mp/rus/red)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertnative. Redaksi Madura Post tidak terlibat dalam materi konten ini.