SUMENEP, MaduraPost – Mendongeng. Salah satu cara Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa, Timur, membuat minat baca masyarakat utamanya anak didik dan siswa gemar membaca buku.
Dengan cara mendongeng inilah, dunia literasi anak Sumenep kini mulai diasah, bahkan dengan tim komunitas literasi Sumenep, program jajal ke setiap desa bisa dibilang sukses.
Pasalnya, meski dalam tahapan proses menumbuh kembangkan ilmu sepanjang masa itu, armada Perpustakaan Keliling (Puskel) yang mulanya menggunakan roda empat, kini bertambah menggunakan roda tiga yang turun ke pelosok desa.
“Undang-Undang (UU) nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan, kami punya suatu inovasi bagaimana cara masyarakat bisa gemar membaca. Pertama kami lihat suatu fakta di lapangan bahwa dengan adanya armada mobil Perpustakaan Keliling (Puskel), ketika datang ke Desa-desa maka masyarakat antusias untuk membaca,” ungkap Ahmad Masuni, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sumenep, saat ditemui media ini, Selasa (17/3).
Pihaknya mengatakan, sejauh ini minat baca masyarakat Sumenep tidaklah terlalu buruk, sebab setiap harinya Perpustakaan Sumenep lebih dari 100 orang pengunjung yang datang.
“Bukan minat baca kurang, tapi layanan Pemerintah kurang untuk memberikan akses memberikan buku-bukunya. Sehingga kami mendapatkan solusi untuk membeli roda tiga untuk datang ke tiap desa,” katanya.
Baginya, masyarakat sangat antusias utamanya anak-anak dan siswa, sebab dengan adanya tim yang hadir ke pelosok desa dengan konsep mendongeng, dapat memberikan stimulus sebelum gemar membaca.
“Karena begini, saat melihat orang miskin, tidak mungkin mereka membeli buku, nah dari itu kita berangkatkan armada roda tiga ini ke tiap-tiap desa untuk membuat masyarakat Sumenep bisa gemar membaca,” terangnya.
Bahkan, dengan adanya Puskel roda tiga tersebut, kata dia, banyak masyarakat yang yang mengundang untuk hadir ke tiap desa. Tentu, hal itu dilakukan bersama tim komunitas literasi Sumenep.
“Karena pelayanan tidak hanya ada di daratan, tapi juga Kepulauan bisa nantinya kami jangkau. Kami malahan memikirkan bagaimana setiap Kecamatan di Sumenep harus ada Perpustakaannya. Kami akan melakukan koordinasi dengan Kecamatan,” tuturnya.
Tak hanya Kecamatan, dirinya akan menginstruksikan pengelolaan dana desa untuk membuat Perpustakaan tiap desa.
“Kami sebagai tenaga pendamping maka akan maksimalkan program ini, kami sudah kerjasama dengan Dinas Pendidikan. Dengan cara memberikan peminjamam buku kepada anak. Kami yang ngantar, kami yang jemput, agar apa ? untuk menciptakan masyarakat gemar membaca. Kalau tidak dari sekarang, lalu kapan,” tegasnya.
Dia berharap agar pemerintah harus memberikan perhatian khusus untuk perkembangan literasi di Sumenep. Masuni melihat, jika pembangunan saja yang tata, namun Sumber Daya Manusia (SDM) belum mumpuni, maka awal dari turunnya minat baca anak tidak perlu dipertanyakan lagi.
“Program ini sudah berjalan sejak 2019. Untuk kepulauan kita akan gagas juga dengan tim komunitas literasi Sumenep. Sampai saat ini 400 ribu judul buku ada di perpustakaan Sumenep. Tapi ini masih kurang menurut saya, jadi jika ada anggaran 1 miliar tidak harus ke pembangunan saja, melainkan pengembangan literasi dan gemar baca anak,” pungkasnya. (mp/al/din)