Scroll untuk baca artikel
Hukum & Kriminal

Bayi Perempuan Ditemukan Tewas di Kos Arjasa, Polisi Dalami Kasus dan Cari Jejak Sang Ibu

Avatar
10
×

Bayi Perempuan Ditemukan Tewas di Kos Arjasa, Polisi Dalami Kasus dan Cari Jejak Sang Ibu

Sebarkan artikel ini
KONFIRMASI. Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti, saat diwawancara wartawan di mapolres setempat dan menunjukkan foto tewasnya bayi berusia 11 bulan. (M.Hendra.E/MaduraPost)
KONFIRMASI. Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti, saat diwawancara wartawan di mapolres setempat dan menunjukkan foto tewasnya bayi berusia 11 bulan. (M.Hendra.E/MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Warga Kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, digegerkan dengan penemuan jasad bayi perempuan di sebuah kamar kos di Dusun Wakaf, Desa Arjasa.

Peristiwa memilukan itu terungkap pada Senin (1/9/2025) malam sekitar pukul 19.00 WIB. Informasi awal disampaikan oleh Buatun (70), warga Desa Duko, Kecamatan Arjasa, yang tidak lain adalah nenek korban.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Ia mengaku mendapat kabar dari pemilik kos agar segera mengambil barang-barang milik menantunya, ST. Kholila Oktovia alias Ila, yang belakangan diketahui sudah beberapa hari tidak berada di tempat.

Ketika membuka salah satu tas berwarna putih kombinasi hitam, Buatun terperanjat. Bau menyengat keluar dari dalam tas, dan setelah dibuka, ia mendapati jasad cucunya, Asyifa Lailatul Aulia, yang baru berusia sekitar 11 bulan, terbungkus plastik hitam.

“Saya tidak menyangka cucu saya ditemukan dalam keadaan seperti itu. Bau busuk sudah tercium kuat,” ungkap Buatun dengan suara bergetar, Rabu (3/9).

Baca Juga :  JCW Endus Dugaan Korupsi Pungli BOP Kementrian Agama di Kabupaten Pamekasan

Penemuan ini kemudian dilaporkan ke Polsek Kangean. Petugas yang tiba di lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), menyita sejumlah barang bukti berupa tas, pakaian bayi, selimut, sarung, dan plastik hitam. Jenazah bayi tersebut dibawa ke RS Abuya Kangean untuk diperiksa lebih lanjut.

Kapolsek Kangean, AKP Datun Subagyo menyampaikan, bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab kematian korban.

“Identitas dan keterlibatan orang-orang yang diduga terkait sedang kami dalami. Penanganan dilakukan sesuai prosedur dan penuh kehati-hatian,” ujarnya.

Di sisi lain, Kapolres Sumenep, AKBP Rivanda, melalui Kasi Humas AKP Widiarti, meluruskan kabar simpang siur yang beredar di masyarakat maupun media sosial. Ia menegaskan isu terkait adanya dugaan mutilasi tidak benar.

“Korban ditemukan sudah dalam kondisi membusuk. Untuk penyebab pastinya masih menunggu hasil pemeriksaan medis dari rumah sakit,” jelasnya.

Meski begitu, keterangan dari keluarga membuka tabir lain. Beberapa hari sebelum jasad bayi ditemukan, kakak korban, Azril (3), tiba-tiba muncul sendirian di rumah neneknya di Desa Duko.

Baca Juga :  Jalin Sinergitas BEM Sumenep Bersama Kejari Berantas Mafia Pupuk

Padahal biasanya ia selalu bersama sang ibu, Ila. Menurut keterangan keluarga, pada Sabtu pagi (30/8/2025), Ila sempat bertanya soal jadwal kapal dari Pulau Kangean ke Pelabuhan Kalianget.

Kebetulan, ada kapal Hulalo yang berangkat pagi itu dari Batu Guluk, Arjasa.

“Ibunya sempat tanya jadwal kapal, setelah itu tidak ada kabar lagi,” terang Moh. Rofiq (54), kakek korban, kepada wartawan.

Beberapa hari kemudian, pemilik kos mendatangi keluarga dan meminta agar barang-barang Ila segera diambil karena kamar yang terkunci mengeluarkan bau tak sedap.

Saat dibuka, selain menemukan tas berisi jasad bayi, keluarga juga menemukan potongan tubuh Syifa di dalam lemari kamar kos, dibungkus kain, plastik, dan tas.

“Awalnya barang-barang sudah dikeluarkan. Tapi baunya makin kuat. Setelah dicek ke dalam lemari, ternyata ada jasad korban. Kondisinya sudah rusak,” tambah Rofiq.

Baca Juga :  Tak Percaya Kejari, AMSB Desak Kejati Jatim Ambil Alih Kasus Mafia Bansos di Sampang

Syifa diketahui merupakan anak kedua dari pasangan Mat Sirri dan Ila. Mereka sebelumnya sempat merantau ke Malaysia, dan anak pertama, Azril, lahir di sana.

Namun, sejak Syifa masih dalam kandungan, keluarga ini pulang ke kampung halaman. Mat Sirri kemudian kembali merantau, sementara Ila menetap di kos bersama kedua anaknya.

Situasi keluarga yang tidak utuh inilah yang memunculkan dugaan adanya tekanan hidup atau masalah rumah tangga yang berujung pada peristiwa tragis tersebut.

Hingga kini, polisi masih menelusuri keberadaan Ila yang menghilang tanpa kabar setelah tragedi ini.

Polsek Kangean juga telah berkoordinasi dengan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Sumenep untuk mendalami kasus lebih lanjut.

Sementara itu, jenazah bayi Syifa masih berada di RS Abuya Kangean untuk kepentingan visum dan penyelidikan.***