Scroll untuk baca artikel
Nasional

Aktivis Sumenep Soroti Tindakan Gegabah Wali Kota Surabaya

Avatar
4
×

Aktivis Sumenep Soroti Tindakan Gegabah Wali Kota Surabaya

Sebarkan artikel ini
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi diancam bakal dilaporkan ke aparat penegak hukum dalam dugaan kasus kerumunan di Jembatan Suramadu. (Foto: Bangga Surabaya)

SUMENEP, MaduraPost – Membludaknya kasus Covid-19 di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, viral diperbincangkan beberapa banyak kalangan baru-baru ini. Sebab itu, Wali Kota (Walkot) Surabaya, Eri Cahyadi, mengeluarkan kebijakan secara mendadak, yaitu semua warga Madura yang masuk ke Surabaya harus dilakukan tes antigen.

Sontak kuat dugaan klaster mudik yang tak teratasi, hingga memicu melonjaknya penyebaran Covid-19 meroket. Menyikapi hal itu, aktivis Gerakan Pemuda Peduli Masyarakat (Gempar) di Kabupaten Sumenep mengkritik dengan tegas sikap gegabah Walkot Surabaya, Eri Cahyadi.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Menurut, Wakid Maulana, aktivis daerah Gempar Sumenep sangat menyayangkan sikap Walkot, Eri Cahyadi, yang mendadak meminta salah satu pemerintah daerah di Madura, agar memfasilitasi rapid antigen bila ada warganya yang ingin masuk ke Surabaya.

Baca Juga :  Digadang-gadang Maju Dalam Bursa Pilkada Sumenep, Sosok Cak Mulyadi Jadi Primadona Pemuda

“Mestinya dilakukan kajian mendalam itu, karena masyarakat kan juga punya hak, bukan hanya pemerintah yang bisa mengatur,” tegas Wakid saat dikonfirmasi media ini, Selasa (8/6).

Dia menilai, selain Walkot Eri sangat gegabah dan tidak berkoordinasi baik dengan semua pemerintah daerah di Madura, kebijakan dengan cara menyekat semua kendaraan yang dari Madura di Jembatan Suramadu sisi Surabaya, sangat meresahkan warga Bangkalan khususnya.

Baca Juga :  Gelar Musda ke IV, KAHMI Sumenep Komitmen Kawal Pembagunan Daerah

“Ini sudah ada koordinasi jelas belum dengan empat kepala daerah di Madura, kenapa secara tiba-tiba demikian,” tanya Wakid dengan nada geram.

Oleh karenanya, Wakid menegaskan, secara tidak langsung pula Walkot Eri telah mengundang kerumunan, hingga mengakibatkan macet.

“Mobilisasi dilarang, lantas dengan adanya penyekatan itu kan bisa memicu timbulnya kerumunan. Yang mau dijegah ini apanya, ketika berkerumun akan berpotensi untuk kemudian datang kembali virus itu,” timpalnya.

Padahal, kata dia, peta sebaran Covid-19 dengan zona merah adalah Kabupaten Bangkalan. Sayangnya, yang terkena imbasnya tiga Kabupaten lain di Madura seperti Sampang, Pamekasan dan Sumenep.

Baca Juga :  Kabaharkam Polri Bantu Penderita Kanker Rahim Stadium 3C Asal Medan Marelan

Selain itu, Wakid memaparkan, andai Walkot Eri tidak gegabah, tidak mungkin mengakibatkan antrean panjang dan mengundang kerumunan. Sebab warga Madura pergi ke Surabaya tentu memiliki kepentingan.

Pihaknya juga menawarkan solusi, seharusnya kegiatan penyekatan bisa di akses di jalan Tangkel Bangkalan. Sehingga, antrean dapat dihindarkan.

“Kan masih banyak jalan, kenapa harus ada penyekatan di jalur utama Suramadu,” sesalnya.

“Jika kompak, saya setuju kalau Walkot Surabaya ini laporkan saja,” tukasnya.