SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Pemerintahan

Akibat Dari Galian C, DPRD dan BPBD Sebut Sampang Bisa Alami Kekeringan

Avatar
×

Akibat Dari Galian C, DPRD dan BPBD Sebut Sampang Bisa Alami Kekeringan

Sebarkan artikel ini

SAMPANG, Madurapost.id – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Kabupaten Sampang menyoroti terkait maraknya aktivitas galian c illegal, ia menilai akibat dari galian tersebut bisa menimbulkan kekeringan.

Hal tersebut dikatakan oleh anggota Komisi II DPRD Sampang Alan Kaisan, dengan maraknya aktivitas penambangan di Kabupaten Sampang, terlebih penambangan tersebut tidak mempunyai izin maka akan berdampak pada sumber mata air di Sampang. Menurutnya kebutuhan mata air di Sampang bersumber dari bukit. Ia mengkhawatirkan apabila seterusnya digali maka juga berdampak pada kekurangan sumber mata air.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Baca Juga :  Sebanyak 271 Lembaga Keagamaan di Sumenep Dapatkan Bantuan Keuangan

“Di Sampang ini sumber mata airnya dari bukit, kalau bukit ditebang atau dikeruk pasti sumber mata air mengurang, tetapi jika berizin dampak dari itu akan diketahui. Dan ini berdampak pada jeangka panjangnya,” ungkapnya, Kamis (16/7/2020).

Ia mendorong pemilik galain C untuk secepatnya mengurus perizinannya. Dengan begitu dari hasil tersebut bisa masuk pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) setempat. Nantinya hasil tersebut bisa digunakan untuk melakukan pengeboran dan semacamnya.

Baca Juga :  Bakesbangpol Linmas Sumenep Gencar Melaksanakan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan

“Ini sangat berdampak, dari lingkungan, sumber mata air, pertanian, jadi jika PAD sudah jelas nanti tinggal rencanakan saja jangka panjanganya,” imbuhnya.

Selain itu Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sampang Moh. Imam mengatakan, jumlah desa terdampak kekeringan masih mengacu pada data hasil pemetaan tahun 2019 lalu, yakni tercatat sebanyak 98 desa dari total 186 desa/kelurahan yang tersebar di 14 kecamatan. Perincian desa kering kritis berjumlah 67, kering terbatas 10 desa dan kering langka 21 desa.

Baca Juga :  Kasus Mobil Sigap di Pamekasan Masih Buram, Sekelompok Pemuda Kembali Demo KPK

“Ada 4 kecamatan yang paling parah, jrengik, karang penang, kedungdung, robatal, kami nanti hanya melakukan droping air,” pungkasnya. (Mp/ron/kk)

 

Baca berita lainnya di Google News atau langsung ke halaman Indeks

Konten di bawah ini disajikan oleh advertnative. Redaksi Madura Post tidak terlibat dalam materi konten ini.