SUMENEP, MaduraPost – Usai viral di Media Sosial (Medsos) sebab cerita haru perjuangan seorang guru di tengah pandemi covid-19 mengajari murid-muridnya satu persatu ke rumahnya. Kini, Avan Fathurrahman, mendapatkan apresiasi dari Dinas Pendidikan (Disdik) setempat.
Diberitakan sebelumnya, Avan Fathurrahman, seorang guru Sekolah Dasar (SD) Negeri Batu Putih Laok 3, Kecamatan Batuputih yang mengajar murid-muridnya satu persatu di rumahnya karena tidak memiliki smartphone ataupun Laptop.
Usahanya mendatangi siswanya setiap hari agar bisa belajar di tengah pandemi virus Corona atau covid-19 saat ini.
Sebab itu, Disdik Sumenep memberikan apresiasi sebab ide kreatifnya tersebut membantu kesulitan yang dialami anak didiknya yang ada di pelosok desa.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) Disdik Sumenep, Abd. Kadir, mengaku sangat mengapresiasi ide kreatif yang dilakukan Pak guru Avan, sebutan karibnya ini.
Karena telah membuat sosok figur seorang guru benar-benar hadir ditengah oandemi covid-19, agar anak didiknya tetap bIsa belajar meski sekolah harus libur.
“Saya sangat apresiatif dengan langkah yang dilakukan pak Avan, termasuk guru yang lain yang mendatangi siswanya ke rumah-rumah mereka,” ungkap Abd. Kadir, saat dikonfirmasi media ini, Selasa (21/4).
Menurutnya, masih banyak sekolah di Sumenep yang kesulitan belajar secara online karena terkendala secara geografis, serta kondisi orang tua siswa yang tidak memiliki smart phone.
“Ada yang memiliki smartphone tetapi sinyal sangat sulit seperti di daerah pelosok dan Kepulauan terluar. Disini bagi guru di pelosok yang notabene banyak siswa dan orang tua yang tidak memiliki smartphone, rata-rata guru kita mendatangi siswa ke rumah-rumah mereka,” jelasnya.
Pihaknya mengakui, bahwa mengajar dari rumah ke rumah di situasi pandemi covid-19 yang sulit ini, membuat seorang guru dituntut harus datang ke rumah siswanya, untuk mengajar.
“Itu sudah menjadi bagian dari tanggungjawab sebagai guru. Saya kira ini bagian dari tanggungjawab guru sebagai pendidik ketika guru harus mengajar dari rumah,” jelasnya.
Diketahui, Pak guru Avan adalah salah satu guru yang mengaku bahwa dirinya harus berangkat lebih pagi dari biasanya ke sekolah. Sebab, selain jarak tempuh yang cukup jauh sekitar 20 Kilometer (Km) dari rumah ke sekolahnya.
Ditambah, dirinya juga harus mendatangi semua siswanya satu persatu setiap hari, namun ternyata kadang hanya mampu mendatangi sepuluh hingga sebelas siswa.
Karena selain jalan tidak beraspal, beberapa rumah siswanya tidak bisa dilalui kendaraan, akibat jalan sempit dan Medan melewati tegalan atau persawahan warga, sehingga harus jalan kaki karena becek saat hujan. (Mp/al/lam)






