SUMENEP, MaduraPost – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) meluapkan kekecewaan mendalam terhadap Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Pasalnya, agenda audiensi yang sudah diajukan sebelumnya tidak kunjung terealisasi lantaran para wakil rakyat gagal menemui mahasiswa sesuai jadwal yang telah disepakati.
Ketua PMII Sumenep, Khoirus Soleh menegaskan, bahwa audiensi tersebut sangat penting bagi pihaknya.
PMII berencana menyampaikan beragam aspirasi sekaligus keresahan masyarakat terkait isu-isu strategis yang saat ini dihadapi warga Sumenep.
“Intinya kami kecewa, DPRD Sumenep tidak bisa menemui kami untuk berdiskusi. Padahal ini momentum penting untuk menyuarakan kepentingan masyarakat,” ujar pria yang karib disapa Eros ini dalam keterangan resminya pada media, Kamis (28/8) siang.
Menurutnya, ketidakhadiran DPRD dalam forum yang telah disepakati menunjukkan ketidakpedulian lembaga legislatif terhadap suara publik.
Padahal, DPRD dipilih langsung oleh rakyat dengan mandat utama untuk menyerap, memperjuangkan, sekaligus mengawasi kebijakan daerah.
“DPRD seharusnya lebih terbuka dan responsif. Mereka dipilih untuk menjadi corong rakyat, bukan justru mengabaikan aspirasi yang ingin disampaikan,” tegasnya.
PMII Sumenep mendesak DPRD agar segera menjadwalkan ulang pertemuan dan menindaklanjuti isu-isu yang telah mereka ajukan.
Selain itu, mahasiswa juga berharap para legislator lebih serius menjalankan peran serta tanggung jawabnya sebagai wakil rakyat.
“Kami menunggu itikad baik DPRD Sumenep untuk segera membuka ruang dialog. Jangan sampai rakyat merasa semakin jauh dari wakilnya sendiri,” pungkas Eros.
Hingga berita ini diterbitkan, Ketua DPRD Sumenep, H. Zainal Arifin, belum memberikan tanggapan. Saat dihubungi melalui sambungan telepon, nomor pribadinya dalam keadaan tidak aktif.
Berdasarkan informasi yang dihimpun MaduraPost, saat ini anggota DPRD Sumenep tengah menjalani agenda reses di daerah pemilihan masing-masing.***






