SUMENEP, MaduraPost – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, menegaskan bahwa perayaan karnaval dalam rangka memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia harus tetap mengedepankan nilai budaya dan religius masyarakat setempat.
Melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), Pemkab Sumenep meminta seluruh peserta karnaval menampilkan kreativitas yang membangun serta menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat.
Kepala Bakesbangpol Sumenep, Ach. Dzulkarnain menyampaikan, bahwa karnaval menjadi momentum penting untuk mempererat persatuan sekaligus menumbuhkan semangat nasionalisme. Oleh karena itu, setiap tampilan hendaknya selaras dengan adat dan budaya setempat.
“Karena kita berada di wilayah Sumenep yang masyarakatnya sangat religius dan memiliki budaya yang kuat, sejak awal kami mengimbau agar peserta laki-laki tidak mengenakan pakaian menyerupai perempuan, begitu pula sebaliknya,” jelas pria yang akrab disapa Dzul ini, Senin (18/8).
Dzul menambahkan, antusiasme masyarakat dalam memeriahkan peringatan kemerdekaan sangat tinggi, baik di tingkat desa maupun kecamatan.
Namun, semangat tersebut harus tetap diimbangi dengan kepatuhan terhadap norma dan aturan yang berlaku.
“Jika ada peserta yang melanggar imbauan ini, akan diberikan peringatan. Bila perlu, langsung dikeluarkan dari barisan agar tidak menimbulkan kesan negatif di masyarakat,” tegasnya.
Lebih jauh, ia menegaskan bahwa karnaval bukan sekadar ajang hiburan, melainkan sarana edukasi dan wujud kebanggaan masyarakat terhadap nilai-nilai kemerdekaan.
“Marilah kita rayakan kemerdekaan dengan hal-hal yang positif. Kita semarakkan 17 Agustus dengan menjaga ketertiban, saling menghormati, dan menampilkan pertunjukan yang dapat membangkitkan nasionalisme,” pungkas Dzul.***






