SUMENEP, MaduraPost – Dalam rangka memperingati hari jadinya yang ketiga, Media Pribumi kembali mengadakan kegiatan bertema edukasi publik.
Setelah sebelumnya sukses menggelar Go Green Fest di Warkop Cuan, kali ini mereka menyelenggarakan sarasehan bertajuk “Hitam Putih SDA Sumenep” di Caffe Cangkir, Kamis (14/8/2025) malam, yang dihadiri puluhan mahasiswa dari berbagai latar belakang.
Acara yang dikemas dengan suasana santai ini membahas secara mendalam situasi dan tantangan pengelolaan sumber daya alam (SDA) di Kabupaten Sumenep.
Diskusi menghadirkan sejumlah narasumber, seperti Kepala Bagian Ekonomi dan Sumber Daya Alam (ESDA) Setdakab Sumenep Dadang Dedi Iskandar, Ketua Komisi I DPRD Sumenep Darul Hasyim Fath, dan akademisi hukum Rausi, yang masing-masing memberikan perspektif berbeda mengenai potensi, kendala, serta arah kebijakan pengelolaan SDA agar tetap berkelanjutan.
Pemimpin Redaksi Media Pribumi Fajrullah mengatakan, sarasehan ini merupakan bentuk komitmen pihaknya untuk bersikap kritis sekaligus membangun terkait isu-isu strategis di daerah.
“Kami ingin ulang tahun ketiga Media Pribumi tidak hanya diperingati dengan seremoni, tetapi juga memberikan manfaat nyata. Melalui sarasehan ini, harapannya muncul kesadaran bersama bahwa pengelolaan SDA Sumenep tidak sekadar mengejar potensi ekonomi, melainkan juga menjamin keberlanjutan dan keadilan bagi masyarakat,” ujar Fajrullah, Kamis (14/8) malam.
Ia menegaskan, Media Pribumi akan terus mengangkat topik-topik strategis demi mendorong keterbukaan informasi dan memperluas partisipasi publik dalam proses pembangunan daerah.
Suasana Caffe Cangkir yang akrab membuat pertukaran gagasan berlangsung hidup. Berbagai isu dibahas mulai dari sektor migas, tambang, hingga kelautan dan perikanan yang menjadi tumpuan ekonomi Sumenep.
Sementara itu, Kepala Bagian ESDA Setdakab Sumenep Dadang Dedi Iskandar mengaku mengapresiasi langkah Media Pribumi mengadakan kegiatan semacam ini.
“Saya berharap kegiatan seperti ini tidak berhenti di sini. Diskusi mengenai SDA penting dilakukan secara rutin agar wawasan kita tentang pengelolaan sumber daya semakin utuh,” ungkapnya.
Menurut Dadang, pembicaraan seputar SDA tidak hanya penting untuk mengidentifikasi potensi, tetapi juga memastikan pemanfaatannya berjalan dengan prinsip keberlanjutan dan keadilan bagi semua pihak.***






