Scroll untuk baca artikel
Daerah

KEI dan SKK Migas Terus Dorong Pemberdayaan Warga Kepulauan Sapeken Lewat Berbagai Program Strategis

Avatar
26
×

KEI dan SKK Migas Terus Dorong Pemberdayaan Warga Kepulauan Sapeken Lewat Berbagai Program Strategis

Sebarkan artikel ini
SIMBOLIS. Potret penyerahan mesin jahit PPM, kepada pelaku UMKM di Pulau Sapeken, Pagerungan Kecil, Sumenep. (Istimewa for MaduraPost)
SIMBOLIS. Potret penyerahan mesin jahit PPM, kepada pelaku UMKM di Pulau Sapeken, Pagerungan Kecil, Sumenep. (Istimewa for MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Komitmen SKK Migas bersama mitra kerjanya, Kangean Energy Indonesia Ltd. (KEI), dalam mendorong kesejahteraan masyarakat terus ditunjukkan melalui serangkaian Program Pengembangan Masyarakat (PPM) di kawasan operasionalnya.

Salah satu wilayah yang secara rutin menerima manfaat program ini adalah Desa Pagerungan Kecil di Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, serta sejumlah desa lainnya seperti Pagerungan Besar, Sadulang, Saseel, Sakala, Sabuntan, Sapeken, Tanjung Kiaok, Sepanjang, Paliat, dan Saur Saebus.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Dalam kurun waktu 2021 hingga 2024, KEI telah menggulirkan berbagai bentuk bantuan berdasarkan aspirasi dan kebutuhan warga lokal, mulai dari penguatan infrastruktur desa, pemberdayaan ekonomi, hingga peningkatan taraf hidup masyarakat.

Tiga Program Unggulan PPM Tahun 2024

Setidaknya, pada tahun 2024, terdapat tiga program utama yang telah berhasil diwujudkan dan memberikan dampak nyata bagi warga Pagerungan Kecil.

1. Dukungan untuk Kelompok Usaha Penjahit Lokal

Pada Juni 2024, KEI menyalurkan bantuan berupa alat pendukung produksi kepada kelompok penjahit lokal. Program ini merupakan hasil dari aspirasi warga yang disampaikan dalam forum Musyawarah Dusun dan Musyawarah Desa Pagerungan Kecil, yang menilai pentingnya dukungan alat kerja bagi pelaku UMKM di bidang jahit-menjahit.

“Kami melihat bahwa penjahit di desa kami memerlukan bantuan agar bisa meningkatkan produktivitasnya. Maka kami mengusulkan pengadaan mesin jahit, dan alhamdulillah SKK Migas dan KEI mewujudkannya,” ujar Halilurahman, Kepala Desa Pagerungan Kecil, Selasa (5/8).

Baca Juga :  Kenaikan Dana BPNT di Sampang Nunggu Surat Keputuan Kemensos

Dampak dari bantuan ini dirasakan langsung oleh Nur Imama, seorang penjahit dari Dusun Korma. Menurutnya, produktivitas dan penghasilan meningkat drastis sejak ia menggunakan mesin jahit tersebut.

“Sudah hampir dua tahun saya menggunakan mesin ini. Alhamdulillah, sekarang saya bisa menyelesaikan orderan lebih cepat, sekitar dua sampai tiga hari untuk puluhan pesanan. Penghasilan saya pun meningkat, bisa sampai Rp900 ribu setiap empat hari,” tutur Nur Imama yang dikenal piawai menjahit sarung bantal.

2. Fasilitas Kendaraan Sampah untuk BUMDes

Masih di desa yang sama, KEI juga mendukung pengelolaan sampah dengan menyerahkan satu unit kendaraan roda tiga kepada BUMDes Paddalleante sebagai bagian dari Program Penanganan Sampah. Kendaraan ini sangat membantu mobilitas dalam mengangkut sampah dari berbagai titik di desa.

Ruslan, Direktur BUMDes Paddalleante, menjelaskan bahwa kendaraan tersebut digunakan untuk menjangkau tong sampah di tiap dusun dan membantu mengangkut sampah dari pelabuhan, salah satu lokasi dengan potensi penumpukan sampah yang tinggi.

“Kendaraan roda tiga ini sangat menunjang operasional kami. Memang baru satu unit, tapi sangat berguna untuk menjaga kebersihan lingkungan di pulau ini. Bahkan sekarang, pelabuhan yang dulu kotor, sudah jauh lebih bersih,” kata Ruslan.

Baca Juga :  BRI Sumenep Optimis Keberadaan BRIlink Bantu Kebutuhan Masyarakat Hingga Pelosok Desa

Ia menambahkan, edukasi soal kebersihan juga terus dibangun, termasuk mewajibkan lembaga pendidikan dan fasilitas kesehatan setempat untuk membuang sampah di TPS yang telah tersedia. “Kami juga mendapat banyak dukungan dari warga yang meminta agar penjemputan sampah bisa menjangkau kampung yang lebih jauh dari TPS. Ini menunjukkan kesadaran mulai tumbuh,” tambahnya.

3. Penerangan Jalan Umum (PJU)

Program ketiga yang direalisasikan adalah bantuan 20 set tiang dan lampu penerangan jalan umum (PJU) yang diserahkan pada Juli 2024 kepada Pemerintah Desa Pagerungan Kecil. Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat fasilitas sosial dasar yang dibutuhkan masyarakat.

“Kami sangat terbantu dengan semua dukungan dari SKK Migas dan KEI. Mulai dari pengangkut sampah, alat jahit untuk UMKM, hingga PJU. Ini bukan sekadar bantuan, tapi hasil dari usulan warga yang melalui proses musyawarah desa,” kata Halilurahman.

Visi Jangka Panjang PPM KEI

Kampoi Naibaho, selaku Manager Public Government Affairs (PGA) KEI, menyampaikan bahwa seluruh program yang dijalankan merupakan hasil dari dialog intensif bersama masyarakat dan pemerintah setempat, termasuk di Kecamatan Sapeken dan Raas.

“Program-program ini kami rancang berdasarkan diskusi dengan warga agar benar-benar menjawab kebutuhan mereka. Kami ingin tumbuh bersama masyarakat melalui upaya yang berkelanjutan,” jelas Kampoi.

Baca Juga :  Pilkades Tahap Dua di Sumenep Akan Berlangsung 2021 Mendatang

Bahkan, jauh sebelum 2024, pada tahun 2023, KEI telah menyerahkan satu set pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) kepada BUMDes Paddalleante. Tujuannya, untuk mendukung penyediaan air bersih berbasis energi terbarukan.

Sementara pada 2021, bantuan berupa mesin cetak paving, batako, serta alat vibratory press juga telah diberikan kepada kelompok masyarakat Maju Mapan guna memperkuat sektor konstruksi lokal.

PPM sebagai Pilar Pembangunan Inklusif

Upaya tersebut sejalan dengan arahan SKK Migas agar program-program PPM dari KKKS betul-betul berdampak dan sesuai dengan kebutuhan lokal di wilayah operasi.

Menurut Febrian Ihsan, Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Jabanusa, setiap usulan kegiatan dari masyarakat dikumpulkan melalui jalur aspirasi (Jasmas) dan diselaraskan dengan rencana pembangunan daerah agar tidak terjadi tumpang tindih program dengan APBD.

Ia menyatakan, capaian PPM oleh KEI pada tahun 2024 telah terlaksana sesuai rencana dan menyasar sektor-sektor strategis yang terangkum dalam empat pilar Grand Design PPM Hulu Migas: sosial, ekonomi, lingkungan, serta tata kelola dan kelembagaan.

“Empat pilar ini penting untuk menciptakan masyarakat yang mandiri secara sosial dan ekonomi, menjaga kelestarian lingkungan, serta membangun tata kelola desa yang lebih baik. Dengan kerangka ini, kami yakin ekosistem pembangunan di sekitar wilayah kerja KKKS akan semakin kuat,” pungkas Febrian.***