Scroll untuk baca artikel
Headline

Banjir Rendam Belasan Rumah di Sumenep Akibat Tanggul Jebol, Warga Diminta Siaga

Avatar
9
×

Banjir Rendam Belasan Rumah di Sumenep Akibat Tanggul Jebol, Warga Diminta Siaga

Sebarkan artikel ini
BENCANA. Potret lokasi tanggul jebol di Desa Patean, Kecamatan Batuan, Sumenep, yang merendam belasan rumah. (Istimewa for MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Kerusakan tanggul sungai di Desa Patean, Kecamatan Batuan, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menyebabkan banjir yang tidak hanya merendam area pertanian, tetapi juga memengaruhi kehidupan warga di wilayah tersebut.

Berdasarkan hasil penilaian oleh tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep, sebanyak 17 kepala keluarga (KK) terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai lutut orang dewasa.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Baca Juga :  Banyak Masyarakat Disuguhi Informasi Hoax, Tingkat Vaksinasi di Sampang Rendah

Kepala BPBD Sumenep, Ach. Laily Maulidi menjelaskan, bahwa pihaknya telah melakukan survei langsung ke lokasi untuk menilai dampak yang dirasakan masyarakat.

“Di pemukiman warga, ketinggian air mencapai lutut orang dewasa. Namun, kondisi air saat ini sudah mulai surut,” kata Laily saat mendatangi lokasi, Senin (16/12).

Laily menyampaikan, bahwa hingga kini tidak ada laporan warga yang terpaksa mengungsi akibat banjir tersebut.

Baca Juga :  Abdussalam Ramli: Kemana Larinya CSR Seluruh Perbankan di Desa Waru Barat?

Sebagai langkah awal, BPBD Sumenep bersama instansi terkait, termasuk Dinas PU Sumber Daya Air (PU SDA) Jawa Timur, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), serta perangkat desa, telah berkoordinasi untuk memperbaiki tanggul yang rusak sepanjang 20-25 meter tersebut.

“Dari hasil koordinasi di lapangan, tim PU SDA Jawa Timur akan segera mengirimkan material untuk memperbaiki tanggul yang jebol,” tambahnya.

Baca Juga :  Polsek Palengaan Apresiasi Bantuan APD dari BIAN, Kapolsek : Kerja Kami Akan Lebih Maksimal

Selain itu, BPBD Sumenep juga meminta masyarakat setempat dan perangkat desa untuk menyediakan bambu sebagai penahan sementara.

“Kami mengharapkan dukungan masyarakat dalam upaya penanganan darurat ini,” jelas Laily.***