Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Kontroversi Video ‘Guru Tugas 2’ Akeloy Production Tuai Kecaman dari Insan Pesantren di Madura

Avatar
19
×

Kontroversi Video ‘Guru Tugas 2’ Akeloy Production Tuai Kecaman dari Insan Pesantren di Madura

Sebarkan artikel ini
Screenshot Yt Akeloy Production: Film Guru Tugas 2 yang dibuat oleh konten kreator Akeloy Production.

PAMEKASAN, MaduraPost – Sebuah konten video di YouTube berjudul ‘Guru Tugas 2’ yang diunggah oleh akun Akeloy Production mendapat sorotan tajam dari kalangan pesantren.

Video berdurasi 36:47 itu menuai banyak kecaman karena dianggap tidak pantas oleh beberapa pihak.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Menyikapi hal ini, Rabitah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pamekasan memberikan tanggapannya pada hari Ahad (5/5/2024).

Baca Juga :  PC PMII Sumenep Menggelar Harlah Ditengah Covid-19 Dengan Berbagi Sembako

Diwawancarai di Kantor RMI NU Pamekasan, KH. Taufiqurrahman Khozin, Ketua RMINU Pamekasan, mengecam konten video tersebut.

Menurut Kiai Apik, panggilan akrabnya, dalam video tersebut hanya menampilkan sisi negatif dari perilaku beberapa guru tugas tanpa menyoroti kontribusi positif yang mereka berikan.

Ia menegaskan bahwa tidak pantas bagi video tersebut untuk disebarluaskan secara luas.

Baca Juga :  Diduga Telantarkan Pasien, Izin Praktek Bidan di Sampang Dicabut

Selain itu, pengasuh Pondok Pesantren Taman Bunga Kacok, Palengaan, juga ikut angkat bicara. Beliau meminta agar video yang tengah viral tersebut dihapus, dan seluruh kru yang terlibat dalam pembuatan video meminta maaf secara terbuka.

Kendati demikian, video tersebut telah ditonton sebanyak 389.687 kali dan mendapat 6,3 ribu komentar hingga berita ini diturunkan.

Baca Juga :  Kisah Anak Yatim Korban Penyekapan di Pamekasan yang Selamat dari Ancaman

RMI NU Pamekasan berencana untuk berkoordinasi dengan LBHNU (Lembaga Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama) dan mengambil langkah hukum jika permintaan mereka tidak diindahkan.

Kritik terhadap konten media, seperti video ini, menyoroti pentingnya penilaian yang seimbang dan adil dalam menyajikan informasi, terutama yang berkaitan dengan institusi keagamaan dan pendidikan.***