Scroll untuk baca artikel
Berita

Poli Kulit dan Kelamin RSUDMA Sumenep Jadi Jawaban Keluhan Kewanitaan, Yuk Konsultasi Sekarang!

Avatar
12
×

Poli Kulit dan Kelamin RSUDMA Sumenep Jadi Jawaban Keluhan Kewanitaan, Yuk Konsultasi Sekarang!

Sebarkan artikel ini
PROFIL. Potret dr. Susanti Rusmala Dewi, Sp.DV (kanan), dan dr. Novia Indriyani Adisty, Sp.KK (kiri). (Istimewa for MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Moh. Anwar (RSUDMA) Sumenep, Madura, Jawa Timur, menyiapkan dua dokter spesialis kulit kelamin.

Mereka adalah dr. Susanti Rusmala Dewi, Sp.DV dan dr. Novia Indriyani Adisty, Sp.KK.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Pelayanan ini tentu demi memberikan pelayanan prima kepada masyarakat terutama terkait masalah penyakit kewanitaan.

Kedua dokter ini sedikit megurai soal keputihan yang sering dialami wanita pasca datang bulan.

Sebagai dokter yang membidangi kulit dan kelamin, dr. Susanti Rusmala menjelaskan, jika keputihan merupakan istilah keluarnya cairan dari vagina selain darah haid.

Baca Juga :  Kepala Pasar Bringkoning Sampang Diduga Tidak Becus Mengelola Pedagang Hingga Menyebabkan Kemacetan

Dalam bahasa medis, hal itu disebut fluor albus, leucorrhea, white discharge.

“Keputihan disebabkan oleh cairan atau lendir yang diproduksi dalam vagina dan leher rahim ini akan membawa sel-sel mati serta bakteri keluar dari vagina,” kata dia dalam keterangannya, Rabu (1/5).

Pihaknya juga menerangkan, bahwa keputihan ada dua macam yaitu, keputihan fisiologis dan abnormal (patologis).

Menurutnya, perempuan pada umumnya punya risiko gangguan organ kelamin yang lebih tinggi.

Salah satu dari gangguan tersebut adalah anatomi Miss V yang terekspos dan kondisinya relatif lembab memudahkan sehingga bakteri berkembang.

Baca Juga :  Pupuk Langka, Berikut Tanggapan Komisi II DPRD Pamekasan

Sebab itu, penting sekali untuk berkonsultasi pada dokter spesialis kelamin wanita.

Dijelaskan, bahwa keputihan fisiologis adalah kondisi normal yang terjadi akibat perubahan hormonal.

“Keputihan fisiologis dapat disebabkan oleh, stress, kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi, dan haid,” katanya.

Sedangkan keputihan abnormal (patologis) disebabkan oleh kondisi medis yang dialami wanita, seperti infeksi bakteri, infeksi jamur, atau parasit.

“Organ kelamin wanita, dari struktur anatomi berdekatan letaknya dengan uretra sama anus, jadi berpotensi adanya bakteri,” kata dia menjelaskan.

Baca Juga :  DAK Perbaikan dan Pembangunan Sekolah Dalam Tahapan Realisasi, Disdik Sumenep Sebut Begini

Apabila keputihan tersebut berbau anyir atau warnanya kuning putih keabuan, kata dr. Susanti Rusmala, bisa dikatagorikan penyebabnya karena bakteri.

Di sisi lain, terciptanya keputihan juga dikarenakan kurang menjaga kebersihan vagina.

“Memakai pakaian dalam yang ketat dari bahan sintetis (bukan katun, red), sehingga berkeringat dan memudahkan timbulnya jamur,” tuturnya.

“Apabila terjadi keputihan bisa langsung memeriksakan ke Poli Kulit dan Kelamin di RSUDMA Sumenep,” timpalnya lebih lanjut.***