Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Wisuda Istimewa II Ma’had Tibyan Li al-Syibyan Miftahul Ulum Panyeppen

Avatar
6
×

Wisuda Istimewa II Ma’had Tibyan Li al-Syibyan Miftahul Ulum Panyeppen

Sebarkan artikel ini
Eman santri berprestasi saat menerima cindera mata dari Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyeppen (Istimewa)

PAMEKASAN, MaduraPost – Untuk yang kedua kalinya, Ma’had Tibyan Li as-Syibyan Miftahul Ulum Panyeppen menggelar wisuda istimewa untuk santri yang berprestasi. Kamis (06/10/2022).

Wisuda istimewa sebagai bentuk apresiasi kepada santri yang sukses menyelesaikan Metode Al-miftah lil Ulum Pondok Pesantren Miftahul Ulum Sidogiri, dalam rentang waktu empat bulan.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Dari ratusan santri Ma’had Tibyan Li as-Syibyan Miftahul Ulum Panyeppen, ada enam santri yang dinyatakan lulus dan di Wisuda istimewa.

Enam santri tersebut adalah
1. Alif Rizki Kholil, Dari desa Palengaan laok, putra Bapak Abd Jalil.
2. Moh Gufron, Dari Desa Karang Penang, putra bapak Misran.
3. Moh Ibnu Aqil, Desa Tlambah, Putra Bapak Moh Dahri.
4. Moh Farhan Al-Hikam, Dari Desa Potoan Daya, Putra Bapak Moh Baski.
5. Moh Afifurrahman Zain, Dari Desa Bujur Barat, Putra Bapak Moh Zaini.
6. Edi Mahendra Sigit, Dari Dea Bulmatet, Putra Bapak Musarrah.

Baca Juga :  Sumenep Hidupkan Kembali Tradisi Lewat Festival Ketupat 2025

Sebagaimana diketahui, wisuda Istimewa yang sekaligus digelar dengan acara silaturahmi wali santri dalam rangka menyambut libur maulid 1444 H. Digelar di auditorium Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyeppen.

Dalam sambutannya, Majelis Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyeppen, RKH Khoirul Wafa Wafir berharap agar ilmu yang diperoleh bisa bermanfaat dan diamalkan, Meski hanya sekedar ‘Bismillah’.

Baca Juga :  Konseptual MBS Sebagai Bentuk Peningkatan Mutu Sekolah

Selain itu, Ra Khoirul Wafa menjelaskan tentang peran orang tua dalam mencetak anak yang sholeh dan cerdas.

“Peran orang tua sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan anak, terutama doa dari orang tua,” Pesan beliau.

Melalui video Konferensi, RKH Muhammad Mudatstsir Badruddin menyampaikan agar para santri tidak hanya fokus pada ilmu kitab kuning, tapi juga harus tekun belajar ilmu umum, Bahkan harus lulus sampang jenjang S3.

Baca Juga :  Launching Klinik Pratama Al-Miftah Oleh Prof. Dr. Ir. KH. Mohammad Nuh Dea

Menurut Beliau, Ilmu merupakan alat perjuangan untuk mengharap Ridha Allah dan Rasulullah, Bukan sekedar kebutuhan dunia.

“Mencari ilmu bulan hanya sekedar mau dihormati, melainkan untuk perjuangan,” Pesan KH Mudatstsir Badruddin yang juga sebagai Rais Am PBNU.